Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Kades Kohod Arsin bin Asip Punya Mobil Civic Harga Rp340 Juta, tapi Nunggak Bayar Pajak 4,5 Tahun

Kades Kohod Arsin tiba-tiba hilang. Mobil Civic miliknya hanya ditinggal di rumahnya. Namun, ternyata mobil tersebut telat membayar pajak 4,5 tahun.

Tribun X Baca tanpa iklan
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kades Kohod Arsin bin Asip Punya Mobil Civic Harga Rp340 Juta, tapi Nunggak Bayar Pajak 4,5 Tahun
Kolase Tribunnews.com/Tangkap layar dari YouTube KohodTV/Kompas.com/Acep Nazmudin
MOBIL CIVIC ARSIN - Kepala desa (Kades) Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Arsin bin Asip tengah disorot kekayaannya setelah viral di media sosial berdebat dengan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid terkait pagar laut di Tanjung Pasir, Kabupaten Tangerang. Ternyata, dia memiliki mobil Honda Civic keluaran tahun 2019 yang diperkirakan seharga Rp340 juta. Namun, mobil tersebut ternyata menunggak pajak selama 4,5 tahun dan denda Rp42 juta. 

"Secara material, kita lihat bersama, fisiknya sudah tidak ada. Karena itu hilang, maka lahan tersebut dikategorikan sebagai tanah musnah," ujar Nusron.

Meskipun demikian, Arsin tetap berpegang pada pendapatnya, lahan tersebut memiliki sejarah sebagai empang yang digunakan oleh masyarakat. 

Nusron, yang tidak ingin memperpanjang diskusi, menegaskan pihaknya akan membatalkan sertifikat HGB dan SHM di area laut tersebut, mengingat bukti fisik lahan yang hilang. 

"Kami akan memeriksa satu per satu. Jika sertifikatnya ada tetapi materialnya tidak ada, maka kami akan batalkan," ungkapnya.

Di sisi lain, Arsin juga kembali menarik perhatian setelah berdebat dengan Nusron.

Dia tampak dikawal oleh beberapa orang berperawakan kekar. Adapun momen itu diketahu saat awak media mencoba mencegat Arsin untuk dimintai keterangan terkait sertifikat pagar laut.

Namun, Arsin yang mengenakan batik berwarna ungu dengan kopiah berwarna hitam langsung berbalik badan. 

Berita Rekomendasi

Sembari mengangkat tangannya ke udara, Arsin menolak untuk diwawancarai.

"Mau salat Jumat nih, nanti ketinggalan, sudah-sudah...," ujar Arsin sambil menunjuk ke arlojinya.

Usai memberi pernyataan singkat, Arsin langsung dirangkul oleh dua pria yang mengenakan kemeja dan topi putih serta seorang pria lagi menggunakan kemeja dengan lengan digulung berwarna biru gelap untuk meninggalkan lokasi.  

Keduanya langsung menyelinap ke dalam rombongan Nusron yang terlebih dahulu meninggalkan lokasi.

Tak patah arang, awak media mencoba mengejar Arsin hingga ke area parkir. Namun, di lokasi itu langsung diadang oleh lima pria yang diduga pengawal pribadi Arsin.

Seperti layaknya "Paspampres" yang mengawal pejabat tinggi negara, sejumlah pria itu melarang para awak media mendekat dan mewawancarai sang kepala desa.

Setelah berhasil menghindar dari kejaran wartawan, Arsin langsung naik ke sepeda motor yang dikendarai pria berbaju dan bertopi hitam.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas