Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Perubahan Iklim Picu Munculnya Organisme Pengganggu Tanaman

Frederick, petani dari Kabupaten Simalungun mengatakan, lahannya mulai banyak yang tandus karena tingkat keasaman atau pH tanah menurun sehingga

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Perubahan Iklim Picu Munculnya Organisme Pengganggu Tanaman
Tribunnews.com/Handout
DISKUSI - Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof Dr Ir Dadang MSc (paling kanan) saat menjadi pembicara dalam diskusi peluncuran program 'Petani Maju, Strategi Baru untuk Berdayakan Petani, Tumbuhkan Inovasi, dan Jalin Kolaborasi' di Bali, belum lama ini. Di tengah berbagai tantangan pertanian, perubahan iklim membawa dampak yang luar biasa terhadap munculnya berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT).  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di tengah berbagai tantangan pertanian, perubahan iklim membawa dampak yang luar biasa terhadap munculnya berbagai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

Kehadiran OPT ini dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hasil panen yang akan berdampak secara langsung pada program swasembada serta ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto dalam Astacita.

Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof Dr Ir Dadang MSc mengatakan, diperlukan teknologi pertanian yang dapat membantu petani mengatasi tantangan tersebut, baik berupa produk perlindungan tanaman maupun benih berkualitas.

"Produk perlindungan tanaman yang berkualitas merupakan salah satu strategi dalam pengendalian hama terpadu (PHT)," kata Dadang di sela-sela peluncuran program Petani Maju, Strategi Baru untuk Berdayakan Petani, Tumbuhkan Inovasi, dan Jalin Kolaborasi di Bali belum lama ini, sebagaimana keterangan tertulis dikutip, Selasa (11/2/2025).

Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementerian Pertanian itu menyatakan, yang perlu diperhatikan adalah penggunaannya di lapangan sehingga petani mendapatkan manfaatnya secara maksimal.

"Oleh karena itu, kolaborasi dengan pemerintah, asosiasi, dan akademisi sangat penting untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada petani,”  kata Dadang.

Baca juga: Bagaimana Pestisida Organik Membasmi Hama?

Dalam kesempatan sama, Abu Bakar  petani jagung dan Ketua Sahabat NK Indonesia mengatakan, petani saat ini perlu mendapatkan kemudahan akses terhadap teknologi pertanian.

Berita Rekomendasi

Dengan memiliki akses dan pengetahuan terhadap teknologi, maka petani dapat maju dan sejahtera.

"Petani memerlukan teknologi untuk mengatasi tantangan seperti serangan hama dan penyakit. Penguasaan teknologi ini sangat penting bagi keberhasilan budidaya," kata Abu Bakar.

Selain hama dan penyakit, di sisi lain petani juga berjuang dengan berkurangnya luas lahan pertanian dan tanah yang mulai hilang kesuburannya.

Frederick, petani dari Kabupaten Simalungun mengatakan, lahannya mulai banyak yang tandus karena tingkat keasaman atau pH tanah menurun sehingga penggunaan pupuk menjadi lebih banyak.

"Kami membutuhkan edukasi mengenai cara memperbaiki kesuburan tanah agar membuat hasil pertanian optimal,” katanya.

Baca juga: Mentan Minta Bantuan Polri Awasi Serapan Gabah Petani, Cegah Harga Jatuh

Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Eryanto mengatakan, melalui strategi Petani maju, pihaknya menghadirkan solusi inovatif yang memberdayakan petani Indonesia dan akan bersinergi dengan mitra-mitra Syngenta untuk mencapai tujuan tersebut.

"Fokus utamanya adalah mendorong adopsi teknologi pertanian, meningkatkan produktivitas, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional serta kesejahteraan petani," katanya.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas