Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Sifat Kades Kohod Dikuliti, Disebut Arogan Bak Monster hingga Biasa Kerahkan Preman Tekan Warga

Kades Kohod dikenal sebagai sosok yang arogan, ia bahkan tak segan mengerahkan preman hingga tukang pukul untuk menekan warganya.

Tribun X Baca tanpa iklan
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sifat Kades Kohod Dikuliti, Disebut Arogan Bak Monster hingga Biasa Kerahkan Preman Tekan Warga
KOMPAS.com/Acep Nazmudin
KADES KOHOD ARSIN - Kepala Desa Kohod, Arsin saat meninjau area laut yang memiliki SHGB dan SHM, di Desa Kohod, kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (24/1/2025). PP Muhammadiyah mendesak Polri menetapkan Arsin sebagai tersangka dalam kasus sertifikat pagar laut. 

Selain arogan, Kades kohod juga dikenal doyan mencari hiburan malam.

Hal itu diungkap Ketua Kelompok Gerakan Tangkap Arsin (Getar), Aman Rizal.

Amal mengatakan jika Arsin sangat senang mencari hiburan di diskotek hingga karaoke.

Bahkan, ia menyewa Lady Companion (LC) hingga sering menyawer biduan.

"Mau tau hobinya apa dia? Karaokean, diskotek. hobinya begitu, nyawer biduannya, enggak tahu di dalam ngapain 'kan?" ungkap Amal.

Suka Merendahkan 

Warga juga menilai, Kades Kohod suka merendahkan harga diri orang.

Ia seperti menganggap warga Desa Kohod tak berpendidikan atau bodoh.

Berita Rekomendasi

"Ke anak-anak buahnya juga. Ini uang Rp200 ribu nih, diselipin di jempol kaki, terus disuruh ambil. Ada juga kalau dia ngelawak harus pada ketawa."

"Kalau ketawa dikasih uang, kalau nggak, ya enggak dapat uang. Itu banyak saksinya," kata Henri, kuasa hukum warga Desa Kohod.

Pernah Jadi Tukang Gali Lumpur

Sebelum menjadi seorang Kades, Arsin pernah bekerja sebagai buruh harian lepas yakni tukang gali lumpur di tambak.

Iparnya, Oman, yang juga Ketua Aliansi Masyarakat Anti Kezaliman (AMAK) di Desa Kohod membenarkan hal tersebut.

Oman mengaku sangat mengenal saudara dari istrinya itu. 

Setelah menjadi tukang gali lumpur, Arsin bekerja  sebagai tukang tagih di sebuah koperasi simpan pinjam atau bank keliling.

Setelahnya, dia masuk ke pemerintahan di desa tersebut dengan menjadi staf desa.

Ia sempat keluar dari jabatan aparat desa dan memilih menjadi seorang makelar tanah.

Pekerjaan ini yang membuatnya menjadi kaya raya.

"Sejarahnya panjang, enggak ujug ujug jadi orang kaya, sebenernya ga jadi kades juga kaya dia, orang makelar tanah," ungkap Henri.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardanii/Abdi Ryanda Shakti/garudea prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas