Pendiri Drone Emprit Ungkap Tagar Kabur Aja Dulu Sudah Ada Sejak 2023, Mengapa Baru Ramai Saat Ini?
Pada saat awal munculnya pada September 2023, tagar tersebut digunakan oleh para anak muda pegiat teknologi informasi (IT) yang berada di luar negeri.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi mengungkapkan fenomena #KaburAjaDulu yang saat ini viral ternyata telah muncul sejak September 2023.
Ia mengatakan pada saat awal munculnya pada September 2023, tagar tersebut digunakan oleh para anak muda pegiat teknologi informasi (IT) yang berada di luar negeri melalui akun-akun media sosial mereka.
Baca juga: PKB: Seruan Kabur Aja Dulu Bukan Kebencian, Itu Kritik untuk Pengelola Pemerintahan
Saat itu, lanjutnya, tagar tersebut banyak digunakan untuk berbagi informasi untuk mencari penghidupan di luar negeri, pengalaman kerja di luar negeri, soal anak, hingga pendapatan.
Hal itu diungkapkannya dalam Forum Diskusi Denpasar 12 Edisi ke-222 Bertajuk Fenomena "Kabur Aja Dulu" dan Realitas Generasi Muda Indonesia yang digelar secara daring pada Rabu (19/2/2025).
Baca juga: Soal Tagar Kabur Aja Dulu, Politisi PDIP Yakin Perantau Indonesia Tetap Akan Kembali ke Tanah Air
"Tapi kalau kita lihat sebelumnya, ini sudah lama ya tagarnya. Jadi sejak September 2023. Ini kan 2025 baru rame ya. 2023 sudah muncul. Dan pada saat itu, tagar kabur aja dulu enggak seperti sekarang menjadi alasan," ungkap Fahmi.
"Sekarang terlalu banyak alasan ketidakpuasan dan lain-lain saya kira lebih banyak didorong oleh kondisi ekonomi dan pengetatan anggaran dan lain-lain," lanjutnya.
Kemudian, tagar terssebut semakin ramai digunakan hingga 2024.
Tagar tersebut, kata Fahmi, semakin ramai karena juga digunakan oleh akun-akun media sosial yang memiliki visi sama yakni untuk berbagi informasi mengenai peluang kerja di luar negeri dan tips-tips ke luar negeri.
"Kebetulan kabur aja dulu ini kayak cocok ya. Cocok dengan visi dan konten dia, kemudian dipakai. Nah itu membuat kabur aja dulu itu sejak tahun 2023 akhir, 2024, sepanjang 2024 itu tinggi terus," kata Fahmi.
"Lumayan tinggi gitu. Karena banyak exchange (pertukaran) informasinya. Baru belakangan aja ini naik pesat," ujar dia.
Tagar itu, ungkap dia, justru semakin viral dengan respons negatif dari sejumlah pejabat pemerintah terhadap tagar tersebut.
Tidak hanya semakin ramai digunakan, namun juga sentimen negatif terhadap para pejabat pemerintah itu juga semakin meningkat.
Baca juga: Kisah Sugi Purnamawati, Korban Pengantin Pesanan Kabur dari China: Naik Taksi 7 Jam ke Bandara
Respons negatif yang dimaksud tersebut, kata dia, di antaranya mengaitkan tagar tersebut dengan kadar nasionalisme pengguna tagar.
Para pengguna tagar tersebut di media sosial, menurut Fahmi, mengkritik pernyataan-pernyataan pejabat pemerintahan yang dinilai tidak tepat itu justru dengan video-video berdurasi pendek melalui media sosial TikTok atau Instagram khas generasi milenial dan generasi Z.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.