Kemenpar dan ILO Terapkan Proyek Dukung Pariwisata Hijau untuk Lapangan Kerja Ramah Lingkungan
Kementerian Pariwisata dan ILO mulai implementasikan proyek bersama dalam mendukung pariwisata hijau untuk ciptakan lapangan kerja ramah lingkungan
Editor: Content Writer

TRIBUNNEWS.COM - Saat ini, pariwisata hijau semakin mendapat perhatian di Indonesia. Langkah strategis ini dilakukan oleh pemerintah bukan tanpa alasan, melainkan sebagai alternatif untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui bersama, sektor pariwisata hijau tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal dan menjadi langkah untuk melindungi lingkungan. Dengan memanfaatkan potensi pariwisata hijau, Indonesia dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memperkuat ikatan antara pariwisata dan konservasi alam.
Membantu masyarakat dengan potensi pariwisata yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan dari pariwisata hijau melalui pekerjaan hijau menjadi salah satu inisiatif baru dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yang turut mendapat dukungan dari Partnership for Action on Green Economy (PAGE) PBB Indonesia.
Lebih dari 30 pejabat pemerintah, dosen universitas, dan perwakilan masyarakat dari berbagai destinasi pariwisata super prioritas di Indonesia turut berpartisipasi dalam acara pelatihan bagi para pelatih yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf dan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pada minggu lalu.
Pelatihan ini hadir untuk mempelajari cara mempersiapkan masyarakat dan lulusan pariwisata dengan lebih baik dalam menghadapi peluang ekonomi hijau. Dari pelatihan ini, Kemenparekraf berharap inisiatif kolaborasi yang terjalin bisa dapat terus berlanjut untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.
Deputi Menteri Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M. Paham mengatakan, “Pekerjaan hijau baik untuk masyarakat, baik untuk lingkungan dan baik untuk ekonomi. Tetapi itu semua membutuhkan perubahan pola pikir, yakni beralih dari konsumsi ke konservasi sumber daya.”
Para peserta yang hadir dalam pelatihan ini mengatakan, mereka akan menerapkan apa yang telah dipelajari selama latihan ke dalam pekerjaan mereka nantinya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Politeknik Pariwisata Bandung Endang Komesty Sinaga, yang juga mendukung desa-desa wisata di Jawa Barat. Endang mengatakan, “Pendekatan partisipatif yang dikombinasikan dengan prinsip-prinsip ekonomi hijau dan biru dapat menyuntikkan prinsip-prinsip keberlanjutan ke dalam pelatihan secara lebih efektif.”
Muhammad Arfin dari Politeknik Pariwisata Makassar menambahkan bahwa dalam menjalankan pertemuan ramah lingkungan dan bisnis ini, banyak perusahaan yang ingin menyelenggarakan acara perusahaan serupa yang tentunya lebih ramah lingkungan.
“Dengan menularkan pemahaman ini dan pengetahuan terkait kepada mereka yang bekerja di bidang pariwisata dan juga kepada para mahasiswa yang mempelajari pariwisata akan menciptakan peluang nyata bagi mereka untuk memenuhi permintaan akan pariwisata korporat yang ramah lingkungan,” jelas Arfin.
Ana Tri Astuti dari Desa Wisata Kabondalem Kidul, Yogyakarta mengatakan, proyek wisata yang ada di komunitasnya berfokus pada penyediaan katering makanan tradisional dan telah mendapatkan manfaat dari pariwisata hijau.
“Pelanggan di segmen pasar kelas atas menghargai dan bersedia membayar lebih untuk penggunaan bahan kemasan tradisional daripada plastik. Dengan mampu menawarkan hal tersebut kepada masyarakat luas, ini membantu daya saing kami,” ujar Ana.
Sebagai informasi, inisiatif ini merupakan pengembangan dari proyek percontohan ILO yang sebelumnya telah terlaksana dan berakhir pada 2023, di mana proyek tersebut memberikan kapasitas kepada para dosen pariwisata di lembaga pendidikan tinggi di Sulawesi Utara untuk menjalin kerja sama dengan masyarakat pesisir dan mempersiapkan mereka untuk menjadi wirausahawan pariwisata hijau dan biru.
Selain itu, proyek ini juga merupakan kelanjutan dari pertemuan regional yang diadakan pada akhir tahun 2024 dengan mengusung tema “Transisi Menuju Ekonomi Hijau dan Biru. Belajar dari Pengalaman Sulawesi Utara”.
Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste Simrin Singh mengatakan, ILO bersama dengan badan PBB lainnya tetap berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam upaya mengembangkan pariwisata hijau melalui inovasi dan kemitraan.
“Kami sangat senang melihat komitmen dari kementerian untuk meningkatkan inisiatif percontohan kami sebelumnya. Hal ini akan mengarah pada penciptaan lapangan kerja yang layak di seluruh ekosistem sektor yang vital, yang akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia dan juga planet kita yang rapuh ini,” ujar Simrin Singh.
Artikel ini merupakan hasil kerja sama United Nations Indonesia dengan Tribunnews. Untuk informasi lengkap, kunjungi laman resmi UN Indonesia.
Artikel ini merupakan bagian dari inisiatif Lokal Asri yang berfokus pada lokalisasi nilai-nilai tujuan pembangunan berkelanjutan. Pelajari selengkapnya!
A member of

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.