Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Sejumlah Tokoh Soroti Praktik Mafia yang Merugikan Kekayaan Negara

Ia menilai bahwa pemberantasan korupsi saat ini semakin dilemahkan, sementara mafia ekonomi semakin leluasa menguasai aset negara. 

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Acos Abdul Qodir
zoom-in Sejumlah Tokoh Soroti Praktik Mafia yang Merugikan Kekayaan Negara
Tribunnews.com/HO
PRAKTIK MAFIA EKONOMI - Isu perampokan kekayaan negara kembali mengemuka dalam diskusi bertajuk “Merampok Indonesia, Merobek Merah Putih Kita” yang digelar Barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta, Kamis (20/3/2025). Diskusi ini mempertemukan aktivis, pakar hukum, dan tokoh nasional untuk mengkritisi praktik mafia yang diduga merugikan negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Isu perampokan kekayaan negara kembali mengemuka dalam diskusi bertajuk “Merampok Indonesia, Merobek Merah Putih Kita” yang digelar Barikade 98 di Hotel Acacia, Jakarta, Kamis (20/3/2025). 

Diskusi ini mempertemukan aktivis, pakar hukum, dan tokoh nasional untuk mengkritisi praktik mafia yang diduga merugikan negara.

Budayawan Erros Djarot menyatakan keprihatinannya terhadap ketidakmampuan hukum Indonesia dalam mengatasi mafia ekonomi. 

Ia menegaskan, jika hukum tidak mampu menindak, maka rakyat harus ikut bertanggung jawab untuk melawan praktik perampokan ini.

"Jangan biarkan negara dikuasai oleh segelintir orang rakus. Ini bukan lagi sekadar persoalan korupsi, tapi sudah menjadi perampokan sistematis yang mengancam masa depan bangsa!" ujar Erros.

Pakar hukum tata negara Feri Amsari juga turut mengkritik penguasaan sumber daya oleh segelintir elite yang menurutnya bertentangan dengan konstitusi. Sebab, konstitusi mengamanatkan, kekayaan negara harus digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat

"Tapi, apa yang terjadi sekarang? Yang kaya makin kaya, yang miskin semakin terpinggirkan. Jika ini terus dibiarkan, kita akan kehilangan identitas sebagai bangsa yang berdaulat," kata Feri.

Baca juga: Daftar Harta Kekayaan Eks Kakanwil Pajak yang Diduga Pakai Uang Gratifikasi Bayari Fashion Show Anak

Berita Rekomendasi

Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, menyampaikan pendapat yang serupa.

Ia menilai bahwa pemberantasan korupsi saat ini semakin dilemahkan, sementara mafia ekonomi semakin leluasa menguasai aset negara. 

"KPK harus kembali ke jalurnya. Mafia-mafia ini harus ditindak, bukan diberi perlindungan. Kita tidak bisa hanya berharap pada aparat hukum yang makin tumpul, rakyat harus bersuara dan ikut mengawal," tegas Abraham.

Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti, menambahkan bahwa praktik mafia akan terus berkembang selama sistem pengelolaan negara tetap tertutup dan tidak transparan. 

"Korupsi dan perampokan negara ini terjadi karena sistem yang gelap. Kita butuh transparansi total! Jika sistemnya bersih dan rakyat ikut mengawasi, tidak akan ada ruang bagi mafia untuk bergerak," tuturnya.

Baca juga: Komisi III Minta Riza Chalid Kooperatif pada Kejagung soal Dugaan Korupsi Tata Kelola Minyak Mentah

Ray juga mendukung seruan dari para aktivis yang mengajak rakyat untuk lebih masif menekan pemerintah dan aparat hukum agar bertindak tegas. 

"Jangan hanya bicara, kita harus bertindak. Diam berarti memberi mereka ruang untuk terus merampok negeri ini. Saatnya rakyat bersatu, saatnya melawan," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer alias Noel, turut mengapresiasi peran para aktivis dalam menjaga demokrasi tetap hidup. 

"Suasana demokrasi kita masih sehat karena kritik terus hidup. Jangan takut mengkritik, karena kritik adalah bagian dari demokrasi yang harus kita jaga bersama," ujar Noel.

 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas