Bukan Pangkalan Militer Rusia di Papua, Airlangga Jelaskan Isi Pertemuan Delegasi Moskow dan Prabowo
Situs web militer 'Janes' pada Senin (14/4/2025) melaporkan jika Rusia sudah mengajukan izin ke Indonesia untuk gunakan pangkalan militer di Papua
Penulis: Bobby W
Editor: Tiara Shelavie

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia tengah menjadi bahan pebincangan panas oleh media-media di Austaralia dalam beberapa waktu terakhir.
Hal ini terjadi menyusul pemberitaan situs web militer Amerika Serikat bernama 'Janes' pada Senin (14/4/2025) melaporkan bahwa Rusia sudah mengajukan permohonan untuk menempatkan armada militernya di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, provinsi Papua.
Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengamini permintaan dari Moskow tersebut di hadapan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Sergei Shoigu, pada Februari 2025 lalu.
Pemberitaan tersebut kian menjadi perbincangan panas di Australia setelah Presiden Prabowo Subianto diketahui bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Pertama Federasi Rusia, Denis V. Manturov di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (15/04/2025).
Richard Marles selaku Menteri Pertahanan sekaligus Wakil Perdana Menteri Australia pun turut buka suara atas beredarnya spekulasi tersebut.
Marles, dalam pernyataan resmi pada Selasa malam mengungkapkan bahwa ia telah mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut langsung kepada Sjafrie Sjamsoeddin.
“Dia (Sjafrie Sjamsoeddin) dengan tegas menyatakan kepada saya bahwa laporan tentang kemungkinan pesawat Rusia beroperasi dari Indonesia sama sekali tidak benar,” kata Marles.
Tudingan Rusia yang meminta izin memakai pangkalan militer di Papua tersebut juga terbantahkan melalui rilis yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada Rabu ini (16/4/2025).
Airlangga Hartarto diketahui turut mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Pertama Federasi Rusia, Denis V. Manturov di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
Di dalam rilis yang dibagikan melalui laman ofisial Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia, Airlangga menjelaskan bahwa inti dari pertemuan Prabowo dan Manturov bukanlah membahas perizinan militer rusia di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor.
Airlangga menyebutkan bahwa Prabowo dan Manturov membahas momentum dialog tingkat tinggi antara Indonesia dan Rusia yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Kendaraan Lapis Baja Rusia Telah Kembali, Ukraina Rilis Video Pergerakan MT-LB di Sekitar Zaporizhia
“Baru saja Bapak Presiden menerima Deputy Prime Minister (DPM) Pertama Manturov dari Rusia dan sebetulnya DPM Manturov hadir untuk dalam rangka High Level Dialogue dengan Indonesia dan ini sudah kemarin sempat terhenti akibat COVID-19." ungkap Airlangga.
Di dalam pertemuan bilateral tersebut, Airlangga menyampaikan bahwa Denis Manturov juga mengajukan langsung dua undangan penting kepada Presiden Prabowo Subianto .
Undangan tersebut terkait kehadiran Presiden dalam parade nasional di Rusia serta partisipasi pada Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) .
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.