Sempat Diremehkan, Intip Kunci Sukses Gibran Huzaifah Pimpin Startup Lokal Jadi Go Internasional
Start-up agritech Indonesia eFishery milik Gibran Huzaifah berhasil raup pendanaan seri C sebesar 90 juta dollar AS atau setara 1,28 triliun rupiah
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berhasil mengundang perhatian investor, Start-up agritech Indonesia eFishery milik Gibran Huzaifah berhasil raup pendanaan seri C sebesar 90 juta dollar AS atau setara 1,28 triliun rupiah.
Kemenangannya dalam pendanaan seri C, membuat eFishery menjadi perusahaan rintisan di bidang teknologi akukultur pertama yang mendapat suntikan dana terbesar di dunia.
Namun siapa sangka dibalik kesuksesan Start-up agritech Indonesia eFishery, ada kerja keras sosok Gibran Huzaifah.
Baca juga: Dipimpin Temasek, Startup eFishery Raih Pendanaan Seri C Senilai 90 Juta Dolar AS
Pria lulusan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) ini memulai bisnisnya dengan budidaya lele.
Sempat diremahkan dan dipandang sebelah mata lantaran sektor agroteknologi dianggap sebagai bisnis yang kurang menjanjikan.
Hal tersebut tak lantas membuat Gibran putus semangat. Kesulitannya semasa kuliah yang menyebabkannya nekat untuk memulai berwirausaha.
Awal karirnya, dengan modal sekitar Rp 400.000 ia menyewa kolam seukuran 50 m² di daerah Bojongsoang. Dari hasil panen pertama Gibran berhasil memperoleh 130 kilogram ikan.
Namun ia terkendala dalam pemasaran. Hingga akhirnya Gibran memutar otak untuk mengolah panen ikan nya menjadi beberapa hasil olahan seperti abon dan nugget yang diberi nama Dorri Foods Indonesia.
Di tahun-tahun selanjutnya bisnis milik Gibran ini berkembang hingga memiliki 76 kolam, dari sinilah muncul masalah lain dimana Gibran terkendala dalam pemberian pakan.
Baca juga: eFishery Genjot Potensi Perikanan Budidaya Lewat Teknologi di 2022
Pemberian pakan di kolam yang tidak optimal, karena terlalu lama larut dalam air menyebabkan hilangnya nutrisi pada pakan. Tak hanya itu permasalahan lingkungan seperti timbulnya polutan pun turut muncul.
Setelah mengalami beberapa kali trial-and-error akhirnya ia berhasil menciptakan teknologi pemberi pakan dengan kendali berupa short message service (SMS).
Dari prototype pertamanya, Gibran merogoh kocek sekitar Rp 2,5 juta yang didapatkan dari usaha sebelumnya.
Teknologi yang diberi nama eFishery, berhasil membuat beberapa customer melirik teknologi buatan Gibran, mengingat pangsa pasarnya yang begitu besar namun belum tersentuh.
Melihat peluang ini lantas membuat Gibran berani mengepakan sayapnya untuk mengikuti beberapa ajang kompetisi. Dari kompetisi pertamanya Mandiri Young Technopreneur, Gibran berhasil mengantongi gelar juara.
Baca juga: Dorong Ketahanan Pangan, eFishery Kolaborasi dengan Pembudidaya Ikan di Daerah
Tak hanya itu beberapa prestasi dari berbagai kompetisi baik di tingkat nasional hingga internasional berhasil ia bawa pulang seperti misalnya Best of the Best Young Entrepreneur dari Kementerian Koperasi dan UKM 2013, Global Winner of Get in The Ring 2014 dalam Olympiade for Startup di Rotterdam.
Di tahun yang sama ia juga berhasil menyabet penghargaan dari kompetisi Slush Global Winner 2014 di Helsinki, Seputar Indonesia Award 2015, Spark Fire Pitch on Global Entrepreneur Summit 2015 di Nairobi, Finalis Seedstarts World Global 2015 di Jenewa, Forbes 30 Under 30 Asia 2017.
Dari sini para investor mulai melirik ketenaran eFishery milik Gibran. Pencapaiannya ini membuat eFishery mulai merambah pasar nasional hingga internasional. Diketahui, belakang eFishery memulai ekspansinya di Thailand .
“Pengguna naik hingga 3.000%, layanan kami sudah hadir di lebih dari 120 kota di Indonesia dan ratusan pembudidaya tergabung memanfaatkan layanan eFishery,” ungkap Gibran diketerangan resminya.
Dengan ini Gibran membuktikan minimnya modal bukanlah jadi penghalang kesuksesan dalam memulai usaha, justru dengan nyala nya tekat dalam diri ia dapat membuktikan kesuksesannya pada dunia.