Miliarder FTX Sebut Bitcoin Tidak Memiliki Masa Depan sebagai Jaringan Pembayaran
Sam Bankman-Fried mengatakan mata uang kripto Bitcoin tidak memiliki masa depan sebagai jaringan pembayaran.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Pendiri platform pertukaran cryptocurrency FTX, Sam Bankman-Fried mengatakan mata uang kripto Bitcoin tidak memiliki masa depan sebagai jaringan pembayaran.
Sam Bankman juga mengkritik Bitcoin karena memiliki biaya lingkungan yang tinggi.
Dilansir dari situs Reuters, Bitcoin menggunakan mekanisme proof-of-work. Sementara mekanisme konsensus alternatif untuk sistem kripto disebut jaringan proof-of-stake, di mana seseorang dapat membeli token yang memungkinkannya untuk bergabung dengan jaringan.
Baca juga: Belajar dari Anjloknya Terra Luna, Pengamat Sebut Aset Kripto Tidak Bisa Dijadikan Pegangan
Artinya, semakin banyak token yang dimiliki seseorang, semakin tinggi juga daya tawar dalam menambang aset kripto.
Sam Bankman-Fried menambahkan, jaringan proof-of-stake akan diperlukan untuk mengembangkan kripto sebagai jaringan pembayaran, karena lebih murah dan tidak terlalu membutuhkan daya yang besar.
Baca juga: Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin hingga Ethereum Jatuh
Blockchain Ethereum, yang menampung cyrptocurrency Ether, telah pindah dari proof-of-work (PoW), ke mekanisme konsensus proof-of-stake (PoS),
Bankman-Fried juga mengatakan dia tidak percaya bitcoin harus menjadi crptocurrency, dan menurutnya mata uang kripto ini mungkin masih memiliki masa depan sebagai aset, komoditas dan penyimpanan nilai seperti emas.
Bitcoin menyentuh level terendahnya sejak Desember 2020 pada pekan lalu setelah runtuhnya nilai stablecoin TerraUSD.
FTX sendiri merupakan pertukaran cryptocurrency yang didirikan Sam Bankman-Fried pada tahun 2019. Menurut Forbes, dalam putaran pendanaan pada Februari lalu, platform ini bernilai 32 miliar dolar AS.