Ini Sejumlah Penyebab Perusahaan Startup Mulai Lakukan PHK
Sejumlah perusahaan rintisan atau startup mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ratusan karyawannya.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah perusahaan rintisan atau startup mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada ratusan karyawannya.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, ada beberapa penyebab utama industri startup melakukan PHK.
"Pertama, Produk yang kalah bersaing, sehingga kehilangan market share secara signifikan. Kedua, kesulitan mencari pendanaan baru akibat investor lebih selektif memilih startup," papar Bhima saat dihubungi, Sabtu (28/5/2022).
Faktor ketiga, kata Bhima, kondisi makro ekonomi secara global penuh ketidakpastian, sehingga investor menghindari pembelian saham startup yang persepsi risikonya tinggi, terlebih ada kenaikan inflasi dan suku bunga di berbagai negaranya.
Baca juga: Muncul Gelombang PHK di Industri Startup, Ekonom: Investor Tidak Bisa Lagi Bakar Duit
Keempat, saat ini pasar mulai jenuh dan hypersensitif terhadap promo dan diskon.
"Jika aplikasi tidak berikan diskon maka user menurun drastis. Jadi budaya mencoba layanan aplikasi karena promo mulai berakhir," ucapnya.
Kelima yaitu pandangan bahwa paska pandemi user digital masih akan tinggi mulai terbantahkan, di mana pandemi memaksa masyarakat untuk go digital, tapi ketika mobilitas dilonggarkan banyak yang gunakan kesempatan untuk belanja di toko fisik.
"Jadi winter atau musim dingin di saham-saham startup diperkirakan masih berjalan cukup lama. Para founder dan CEO harus mempersiapkan diri dari yang terburuk, terlebih beberapa startup yang merugi, hanya andalkan pendanaan baru," paparnya.
"Ini ibaratnya rumah kartu, ketika satu startup kehabisan pendanaan, sementara investor baru tidak tertarik membeli maka fondasi startup akan runtuh. Tech bubble bukan sesuatu yang mustahil," sambung Bhima.
Baca juga: PHK Ratusan Karyawan, Ada Apa Dengan LinkAja?
Melihat kondisi tersebut, Bhima mengimbau industri startup harus lakukan berbagai perombakan strategi jika ingin survive atau bertahan, dengan evaluasi ulang target pasar, ubah bisnis model apabila tidak memiliki prospek pasar yang kompetitif.
Kemudian, fokuskan pada inovasi layanan atau produk, kolaborasi dengan pihak yang memang potensial.
"Startup juga perlu menurunkan target pertumbuhan secara wajar atau organik, prioritaskan tim manajerial yang solid dibandingkan hanya bertujuan mencari pendanaan tapi produk tidak laku dipasaran. Utamakan revenue stream dan kualitas cashflow karena hal itu yang dilirik oleh investor saat ini," paparnya.
Diketahui, startup yang melakukan PHK yaitu e-commerce JD.ID, startup bidang pendidikan Zenius, startup bidang furniture Fabelio, startup bidang pertanian Tanihub, dan layanan transaksi keuangan miliki BUMN LinkAja.