Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Deutsche Bank Prediksi Bitcoin akan Kembali ke Level 28 Ribu Dolar AS Akhir Tahun Ini

Deutsche Bank memperkirakan harga Bitcoin dapat kembali menyentuh level 28 ribu dolar AS di akhir tahun ini.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
zoom-in Deutsche Bank Prediksi Bitcoin akan Kembali ke Level 28 Ribu Dolar AS Akhir Tahun Ini
CNBC/Twenty/20
Deutsche Bank memperkirakan harga Bitcoin dapat kembali menyentuh level 28 ribu dolar AS di akhir tahun ini. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Perusahaan Perbankan Deutsche Bank memperkirakan harga Bitcoin dapat kembali menyentuh level 28 ribu dolar AS di akhir tahun ini.

Melansir dari Bloomberg, Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, mengalami kemerosotan harga di tahun 2022 ini, di tengah suasana risk-off yang didorong oleh kenaikan suku bunga dan kekhawatiran akan inflasi.

Ahli strategi di Deutsche Bank, Marion Laboure dan Galina Pozdnyakova mengatakan Bitcoin dapat kembali menguat lebih dari 30 persen di level 20 ribu dolar AS hingga akhir tahun ini, walaupun titik harga ini masih kurang dari setengah rekor tertinggi yang dicapai Bitcoin pada November 2021.

Baca juga: Bear Market Pada Bitcoin, Ekonomi El Salvador Runtuh, Utang Semakin Bengkak

Menurut Laboure dan Pozdnyakova, sejak November lalu, cryptocurrency semakin berkolerasi dengan indeks saham Nasdaq 100 yang sarat teknologi dan S&P 500. Keduanya memperkirakan, indeks S&P akan pulih pada akhir tahun ini dan Bitcoin kemungkinan akan mengikuti pemulihan ini.

Laboure dan Pozdnyakova menambahkan, mata uang digital bagi mereka seperti aset yang berharga seperti berlian, dibandingkan emas yang menjadi komoditas safe-heaven.

Laboure dan Pozdnyakova menceritakan kisah De Beers, pemain utama di pasar berlian, yang mampu mengubah pandangan konsumen mengenai berlian berkat upaya periklanannya.

Baca juga: Harga Bitcoin Ambles, Coinbase di Ambang Kebangkrutan, Saham Jatuh 78 Persen

“Dengan memasarkan ide daripada produk, mereka membangun fondasi yang kuat untuk industri berlian senilai 72 miliar dolar AS per tahun, yang telah mereka dominasi selama delapan puluh tahun terakhir. Apa yang benar untuk berlian, berlaku untuk banyak barang dan jasa, termasuk Bitcoin,” kata mereka.

BERITA REKOMENDASI

Kedua analis ini juga menunjukkan beberapa masalah yang telah mengancam di ruang kripto beberapa pekan terakhir, termasuk gejolak di perusahaan lindung nilai (hedge fund) kripto terkemuka yaitu Three Arrows Capital dan perusahaan pinjaman aset digital Celcius Network.

“Menstabilkan harga token itu sulit karena tidak ada model penilaian umum seperti yang ada dalam sistem ekuitas publik. Selain itu, pasar crypto sangat terfragmentasi. Terjun bebas kripto dapat berlanjut karena kompleksitas sistem.” ujar keduanya.

Bitcoin gagal memenuhi perkiraan para pakar dan pengamat pasar, dengan membukukan kerugian lebih dari 50 persen di tahun ini. Koin digital memiliki kinerja yang buruk selama penurunan pasar karena kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve AS menciptakan tekanan di pasar kripto. Di sisi lain, harga emas bertahan jauh lebih baik.

Harga Bitcoin Jatuh ke Level di Bawah 20 Ribu Dolar AS, Imbas Melemahnya Saham Asia

Pergerakan harga Bitcoin dan jajaran koin kripto terpantau ambles. Tekanan saham Asia diprediksi jadi penyebab anjloknya harga kripto di perdagangan Kamis (30/6/2022).

Melansir data dari Coinmarketcap, pada perdagangan kripto pagi ini kapitalisasi Bitcoin turun sebanyak 1,61 persen selama 24 jam, pelemahan ini lantas mengantarkan amblesnya harga Bitcoin menuju 19.991 dolar AS. Bahkan penurunan tersebut jadi yang terendah selama satu pekan terakhir.

Jatuhnya harga Bitcoin diperkirakan terjadi karena imbas dari melemahnya pergerakan ekuitas pasar saham Asia selama perdagangan Rabu (29/6/2022), seperti S&P 500 yang jatuh 2 persen dari sesi sebelumnya, kemudian ada Nasdaq Composite Index yang melanjutkan penurunan hingga 3 persen.

Menyusul yang lainnya, saham Shanghai Composite Index China juga terpantau turun sebanyak 1,4 persan, sementara Seng Hong Kong ambles sebanyak 2,1 persen.

Baca juga: Rusia Loloskan RUU Aset Digital, PPN Bitcoin Kini Turun Jadi 13 Persen

Penurunan inilah yang membuat para investor ragu untuk menambah investasi Bitcoinnya. Tak hanya itu adanya rencana The Fed yang akan menaikan kembali suku bunganya untuk mengekang laju inflasi di AS, dipercaya menjadi salah satu penyebab anjloknya daya beli investor akan koin kripto pada minggu ini.

“Federal Reserve AS akan meninggalkan kebijakan pengetatan kuantitatif untuk menghilangkan inflasi pada tahun 2022, ini akan berisiko pada pengurangan Bitcoin dan altcoin” ujar tweet akun pengamat kripto, TXMC Trades.

Sebelum harga Bitcoin jatuh ke harga 19.991 dolar AS, pada awal tahun ini para analis dan pakar kripto salah satunya Investor Big Short Michael J. Burry, memperkirakan bahwa Bitcoin bisa menjadi aset perlindungan investor, namun setelah pasar Bitcoin dan koin kripto lainnya terus anjlok lebih dari 50 persen pada tahun ini, membuat investor kini mulai beralih meninggalkan pasar kripto.

Menurut Cointelegraph, penurunan akan terus terjadi selama beberapa bulan kedepan mengingat saat ini pasar kripto terus mengalami bearish, dimana pada perdagangan Rabu (29/6/2022) Ethereum terperosok 5,19 persen menjadi 1.092 dolar AS dilanjutkan Solana yang turun 7,87 persen hingga harganya jatuh 32.87 dolar AS hanya dalam kurun waktu 24 jam.

Harga Bitcoin Tembus Level Tertinggi dalam 10 Hari Terakhir

Bitcoin (BTC) memanfaatkan volatilitas pada akhir pekan kemarin, dan membuat harga BTC/USD mencapai level tertinggi dalam 10 hari terakhir.

Berdasarkan data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView mengungkapkan Bitcoin, mata uang kripto terbesar, mencapai level 21.868 ribu dolar AS di pertukaran mata uang Bitstamp.

Sementara harga Bitcoin berdasarkan coinmarketcap pada pukul 14.50 WIB, berada di level 21.331 ribu dolar AS.

Sumber data analitik populer Game of Trades mengungkapkan adanya aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh kelompok investor sebelum harga Bitcoin menunjukkan kenaikan.

“Aktivitas jeda yang tidak biasa terdeteksi di Bitcoin. Pasokan yang dipegang oleh entitas dengan saldo 1k hingga 10k BTC baru saja melihat lonjakan permintaan yang sangat besar. Mari kita lihat jika trennya dikonfirmasi,” ujar sumber data analitik populer Game of Trades.

Kontributor Cointelegraph, Michaël van de Poppe yang mengamati perdagangan Bitcoin, mengatakan kenaikan ini dapat mengamankan peluang kenaikan lebih lanjut.

Baca juga: Terimbas Bearish Pasar Kripto, Pinjaman Penambang Bitcoin Membengkak Hingga 4 Miliar

Selain itu harga BTC selama penutupan perdagangan pada pekan lalu di Chicago Merchantile Exchange (CME) sebesar 21.100 ribu dolar AS, dapat memberikan target jangka pendek sekaligus menjadi peringatan bagi investor untuk tetap waspada terhadap prospek jangka pendek.

“Pemalsuan akhir pekan standar terjadi dan mungkin berakhir pada penutupan CME pada $21.1 ribu untuk Bitcoin, belum ada penembusan yang jelas di atas $21,6 ribu pada saat ini." kata Poppe.

Ilustrasi Kripto Bitcoin.
Ilustrasi Kripto Bitcoin. (Shutterstock)

Saat ini Bitcoin masih berada di jalur untuk memperkuat rekor perdagangan terburuk di bulan ini, dengan kerugian bulanan mencapai hampir 33 persen.

Bersamaan dengan bulan Mei, bulan ini akan menjadi bulan dengan kinerja perdagangan Bitcoin terburuk, sebelum pasar bearish pada tahun 2018. Hal ini dikonfirmasi oleh platform informasi dan perdagangan cryptocurrency Coinglass.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, 27 Juni 2022, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) melemah 1,97 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga bitcoin naik 2,32 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 21.021,07 atau sekitar Rp 311,69 juta (asumsi kurs Rp 14.827 per dolar Amerika Serikat).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas