Memotret Masa Depan Era Metaverse Lewat Ajang NXC International Summit 2022
keunggulan Metaverse adalah dapat menghilangkan unconscious bias yang secara tidak sadar sering terjadi, khususnya di lingkungan kerja
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cepat atau lambat era metaverse akan meluas di Indonesia dengan ditopang oleh industri Web3.
Salah satu tanda-tandanya, makin banyak korporasi di Indonesia yang terjun ke metaverse.
Stephen Ng, WIR Group Chief Metaverse Officer & CEO of Metaverse Indonesia mengatakan, keunggulan Metaverse adalah dapat menghilangkan unconscious bias yang secara tidak sadar sering terjadi, khususnya di lingkungan kerja.
Baca juga: Stafsus Presiden: Metaverse Membuka Ruang Menghidupkan Nilai Pancasila
Dia mengatakan, salah satu tantangan yang dihadapi ketika berada dalam lingkungan kerja ialah unconscious bias yang terkadang merefleksikan perilaku kita di lingkungan kerja.
"Representasi dari diri kita (avatar) akan menghilangkan hal tersebut karena orang-orang di lingkungan kerja tidak melihat kita yang sebenarnya, mereka tidak melihat dari warna kulit atau penampilan kita seperti apa," ujar Stephen Ng, Sabtu (27/8/2022).
Tren tersebut akan menjadi bahasan menarik di ajang konferensi Web3 tingkat dunia, WIR Group presents NXC International Summit 2022 yang akan berlangsung tiga hari pada 31 Agustus hingga 2 September 2022.
Konferensi tentang metaverse ini diselenggarakan Nexticorn Foundation bersama WIR Group (PT WIR Asia Tbk), perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI).
Penyelenggaraan konferensi tingkat dunia ini juga merupakan respons terhadap kehadiran industri Web3 di Tanah Air yang memicu antusiasme dan keingintahuan masyarakat.
Baca juga: Kenalkan Wonderverse, Sandiaga Uno Targetkan 40 Juta Ekosistem Parekraf Masuk Dunia Metaverse
Stephen Ng menjelaskan seperti apa gambaran ketika Indonesia sudah sepenuhnya memasuki era Metaverse, di mana semua orang dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara baru dan menarik.
Pernyataannya merujuk pada penggunaan avatar yang bisa dibuat atau disesuaikan sesuai dengan keinginan untuk merepresentasikan diri setiap individu.
Stephen Ng menyebutkan, penggunaan avatar ini juga dapat menghilangkan unconscious bias atau bias implisit, yaitu kecenderungan untuk bertindak dan menilai orang lain atau kelompok tertentu berdasarkan ras, agama, kelas sosial, jenis kelamin dan faktor subyektif lainnya, bukan berdasarkan kemampuan dan kepribadiannya.
Dengan kata lain, pengguna metaverse dapat menjadi individu yang lebih toleran.
Konferensi Web3 ini akan dibuka untuk umum pada hari pertama pada 31 Agustus 2022 diikuti acara inti yang dihadiri oleh perusahaan rintisan (startups) dan VC pada tanggal 1 dan 2 September 2022.
Sejumlah pembicara yang akan tampil diantaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim; Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, dan pendiri Yayasan Nexticorn (Nexticorn Foundation) Rudiantara.
Baca juga: Telkom Akan Hadirkan Metaverse Mall di Digiland 2022
Dari kalangan industri yang tampil menjadi pembicara antara lain Stephen Ng, Chief Metaverse Officer WIR Group & CEO Metaverse Indonesia; Daniel Surya Executive Chairman dan Co-Founder WIR Group; Irzan Raditya dari Kata.ai; Pang Xue Kai dari TokoCrypto; Triari Senawirawan dari Warner Music Indonesia; Diana Pakarina dari Anantarupa; Irene Umar dari YGG SEA; Robby Wahyudi dari Katapel.id; Dian Gemiano dari KG Media Indonesia; Mochtar Sarman dari Indonesia International Licensing Show; Faye Wongso dari KUMPUL.id dan lain-lain.
Sementara, inovator dunia dalam industri Web3 yang juga hadir antara lain Vice President and Head of Global Business dari Digital Assets Entertainment, Tatsuya Kohrogi; Investment Director Binance, Gwendolyn Regina; Head of The Game Maker Fund Sandbox dan Key Account Manager 4EversGames, Katleen Evers.