Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saham Amazon Merosot 14 Persen Imbas Proyeksi Penjualan di Kuartal IV yang Lemah

Perkiraan pendapatan Amazon yang lemah dipicu oleh meningkatnya inflasi dan kekhawatiran resesi yang dapat membebani permintaan konsumen.

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Saham Amazon Merosot 14 Persen Imbas Proyeksi Penjualan di Kuartal IV yang Lemah
IST
Amazon 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Saham Amazon turun sekitar 14 persen pada perdagangan Kamis (27/10/2022), setelah perusahaan memproyeksikan penjualan di kuartal keempat tahun ini akan lebih rendah dari yang diperkirakan para analis.

Raksasa e-commerce itu mengatakan pihaknya memperkirakan pendapatan pada periode Oktober hingga November tahun ini berkisar 140 miliar dolar AS hingga 148 miliar dolar AS, jauh dari perkiraan analis yang disurvei Refinitiv sebesar 155 miliar dolar AS.

Perkiraan pendapatan Amazon yang lemah dipicu oleh meningkatnya inflasi dan kekhawatiran resesi yang dapat membebani permintaan konsumen.

Amazon melaporkan pendapatan di kuartal ketiganya mencapai 127,1 miliar dolar AS, naik 15 persen dari tahun sebelumnya, namun meleset dari perkiraan Wall Street.

Baca juga: Amazon Targetkan Seluruh Operasionalnya pada 2025 Sudah 100 Persen Gunakan Energi Baru Terbarukan

“Jelas ada banyak hal yang terjadi di lingkungan makroekonomi, dan kami akan menyeimbangkan investasi kami agar lebih efisien tanpa mengorbankan taruhan strategis jangka panjang utama kami,” kata CEO Amazon Andy Jassy, yang dikutip dari CNN.

Perusahaan melaporkan penjualan di segmen Amazon Web Service meningkat 27 persen secara year-on-year (yoy) menjadi 20,5 miliar dolar AS, mewakili laju pertumbuhan yang lebih lambat dari yang diperkirakan Wall Street.

Namun divisi komputasi awan Amazon terus menjadi pendorong keuntungan yang kuat bagi perusahaan.

BERITA TERKAIT

Amazon membukukan laba 2,9 miliar dolar AS untuk kuartal ketiga tahun ini, meningkat dari kuartal sebelumnya ketika perusahaan mencatat kerugian bersih 2 miliar dolar AS yang sebagian besar disebabkan oleh investasinya di pembuat kendaraan listrik Rivian.

Hasil pendapatan terbaru ini datang di waktu yang genting bagi raksasa e-commerce ini. Amazon awalnya melihat bisnisnya melejit selama pandemi Covid-19, karena lebih banyak konsumen mengandalkan belanja online.

Baca juga: Pertumbuhan Penjualan Melambat, Amazon Batal Bangun 42 Gudang Logistik di AS  

Namun tahun ini, perusahaan menghadapi pergeseran dari belanja online ke belanja langsung, serta prospek ekonomi yang memburuk telah menghambat permintaan konsumen.

Seorang analis senior di Investing.com, Jesse Cohen mengatakan laporan pendapatan Amazon membuktikan perusahaan itu tidak kebal terhadap tantangan yang dihadapi industri teknologi, karena Amazon terlihat "berjuang dalam menghadapi tantangan ekonomi makro yang memburuk, seperti inflasi yang melonjak dan kekhawatiran tentang kemungkinan resesi.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas