Investor Bursa Kripto Binance Tarik Dana Besar-besaran, Tembus 1,9 Miliar Dolar AS dalam 24 Jam
Nansen menyatakan pada Selasa (13/12/2022), Binance mencatatkan 1,9 miliar dolar AS penarikan dalam 24 jam terakhir
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Perusahaan penyedia data blockchain Nansen menyatakan pada Selasa (13/12/2022), Binance mencatatkan 1,9 miliar dolar AS penarikan dalam 24 jam terakhir, setelah bursa kripto itu menangguhkan sementara penarikan stablecoin USDC.
Regulator dan pengguna platform sedang mengawasi dengan ketat bagaimana pertukaran kripto terbesar di dunia itu serta saingannya FTX, yang sekarang bangkrut, dalam menangani simpanan pelanggan.
Dikutip dari Reuters, pendiri FTX Sam Bankman-Fried telah didakwa oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada Selasa atas tuduhan penipuan terhadap investor.
Baca juga: Binance Diretas, 3 Juta Dolar AS Koin Kripto Raib Digondol Hacker
Binance pada minggu lalu men-tweet "laporan proof-of-reserves" oleh firma audit Mazars. Laporan tersebut menunjukkan kepemilikan Bitcoin pertukaran kripto itu melebihi simpanan pelanggan pada satu hari di November.
Penarikan 1,9 miliar dolar AS dari token Ethereum menandai arus keluar harian terbesar selama periode 24 jam sejak 13 Juni, menurut data Nansen, dan menyumbang sebagian besar dana yang ditarik dalam tujuh hari terakhir.
"Penarikan Binance meningkat karena meningkatnya ketidakpastian tentang laporan cadangannya," kata juru bicara Nansen.
Penarikan itu "bisnis seperti biasa," cuit CEO Binance Changpeng Zhao.
"Kami melihat beberapa penarikan hari ini (net $1.14b ish). Kami telah melihat ini sebelumnya. Beberapa hari kami memiliki penarikan bersih; beberapa hari kami memiliki setoran bersih," ungkapnya.
Baca juga: Jadi Juru Penyelamat Pasar Kripto Kripto, Binance Guyurkan Bantuan Rp30 Triliun
Seorang juru bicara Binance sebelumnya mengatakan, bursa kripto itu selalu memiliki "dana lebih dari cukup" untuk memenuhi permintaan penarikan.
"Aset pengguna di Binance semuanya didukung 1:1 dan struktur modal Binance bebas utang," kata juru bicara tersebut.
Ditanya apakah Binance memiliki cukup USDC untuk memenuhi permintaan penarikan stablecoin tersebut, juru bicara itu menambahkan bahwa proses memindahkan dari "cold wallet" ke "hot wallet", mengonversi stablecoin satu sama lain atau melakukan peningkatan jaringan, terkadang dapat menyebabkan penundaan.
Sebagai informasi, hot wallet adalah dompet kripto digital yang membutuhkan koneksi internet agar dapat berfungsi. Sedangkan cold wallet adalah perangkat fisik yang berguna untuk menyimpan aset kripto.
Binance mengatakan dalam tweet-nya pada Selasa sekitar pukul 16:54 GMT bahwa penarikan USDC telah dilanjutkan.
Situs berita kripto CoinDesk melaporkan sebelumnya, Binance melihat arus keluar 902 juta dolar AS pada Senin (12/12/2022).
Baca juga: Binance Mundur dari Kesepakatan Akuisisi FTX, Pertukaran Kripto Bankman-Fried di Ambang Kehancuran
Binance sedang berada di bawah tekanan otoritas. Perpecahan antara jaksa di Departemen Kehakiman AS menunda diraihnya kesimpulan dari penyelidikan kriminal jangka panjang yang berfokus pada kepatuhan Binance dengan undang-undang dan sanksi anti pencucian uang AS.
Token Swap
Sebelumnya pada Selasa, Binance menghentikan penarikan USDC, mengutip "token swap" yaitu aktivitas pemegang token digital yang menukar koin kripto mereka, biasanya melalui blockchain yang berbeda.
"Di USDC, kami telah melihat peningkatan penarikan," cuit CEO Binance Changpeng Zhao pada Selasa sekitar pukul 08:20 GMT.
Binance mengatakan pada September, platform-nya secara otomatis akan mengonversi saldo pengguna dan setoran baru USD Coin (USDC) dan dua stablecoin lainnya menjadi stablecoinnya sendiri, Binance USD.
Sementara Zhao pada Selasa mengatakan menukar USDC dengan dua token lainnya, Paxos Standard dan Binance USD, membutuhkan penggunaan dolar tradisional di sebuah bank di New York.
"Bank tidak buka selama beberapa jam lagi. Kami berharap situasi akan pulih saat bank dibuka," tulisnya.
USDC, yang dikeluarkan oleh perusahaan teknologi pembayaran peer-to-peer Circle yang berbasis di AS, adalah stablecoin terbesar kedua di dunia.
Chief Strategy Officer dan Kepala Kebijakan Global Circle, Dante Disparte mengatakan bahwa akan ada "tantangan" terkait likuiditas dan penebusan ketika aset ditukar dengan cara yang dilakukan Binance dengan USDC.
"Fitur mata uang digital dolar likuid seharusnya dapat ditukarkan sesuai permintaan, dan setara setiap saat, bahkan selama kondisi stres," ujar Disparte.