Pasar Koin Kripto Meradang, Bitcoin Catat Penurunan Harga Terjun ke Level 20.000 Dolar AS
Penurunan ini menjadi pukulan besar bagi pasar kripto, hingga koin-koin lainnya mengalami pelemahan harga dan penurunan kapitalisasi pasar.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Setelah dua hari terakhir mengalami bullish, kini sebagian besar harga koin kripto dilaporkan menurun tajam termasuk Bitcoin yang anjlok 2,22 persen menjadi 20.820 dolar AS di perdagangan Kamis (19/1/2023).
Turun dari level tertinggi di hari Rabu (18/1/2023), dimana saat itu Bitcoin dipatok di kisaran 21.488 dolar AS.
Penurunan ini menjadi pukulan besar bagi pasar kripto, hingga koin-koin lainnya mengalami pelemahan harga dan penurunan kapitalisasi pasar.
Baca juga: Penurunan Nilai Dolar AS Berimbas Pada Naiknya Harga Bitcoin
Termasuk koin kripto terbesar kedua, Ethereum yang juga dilaporkan turun 3,49 persen menuju ke harga 1.528 dolar AS, penurunan serupa juga dialami oleh Cardano yang amblas 5,07 persen menjadi 0.3322 dolar AS.
Diikuti meme bergambar anak anjing Dogecoin yang turut menghadapi penurunan cukup dalam sebesar 6,42 persen hingga harganya jatuh 0.08137 dolar AS.
Serta Solana yang melemah 6.44 persen menjadi 21.62 dolar AS dan Shiba Inu yang turun 10,47 persen menjadi 0.00001126 dolar AS.
Sementara pergerakan harga Tether, USD Coin dan Binance USD terus naik turun tipis di bawah 1 persen dengan masing – masing koin dihargai 1.00 dolar AS, dikutip dari Coinmarketcap.
Penurunan ini terjadi imbas dari sinyal hawkish yang dilakukan bank sentral AS yang kerap disapa The Fed, dimana pada pertemuan di hari Rabu kemarin Presiden Fed St Louis James Bullard menegaskan bahwa pihaknya akan mengerek naik laju suku bunga di atas 5,00 persen hingga 5,25 persen, untuk memerangi wabah inflasi yang sedang berlangsung di Amerika.
Meski sikap agresif seperti ini bukan kali pertama yang dilakukan The Fed, namun imbas dari kenaikan suku bunga mendorong para investor untuk meninggalkan pasar saham hingga obligasi dan beralih ke aset safe haven yang dianggap lebih menjanjikan seperti dolar.
Alasan ini yang kemudian membuat saham AS, reli obligasi pemerintah hingga pasar cryptocurrency terbebani imbal hasil, hingga mencatatkan penurunan harga yang tajam pada pagi ini.
Memperparah kerugian para investor kripto, yang sebelumnya telah dilanda crypto winter akibat runtuhnya nilai koin UST, LUNA dan Terra, serta adanya krisis likuiditas yang dialami beberapa perusahaan kripto besar imbas krisis keuangan sehingga menyebabkan perusahaan tersebut terancam bangkrut.