Bitcoin Diramal Anjlok Lagi Hingga 19.000 Dolar AS
Bitcoin dan sejumlah aset kripto terpantau memerah, setelah data tenaga kerja AS untuk bulan Februari menunjukkan pertumbuhan upah lebih lambat.
Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pengamat mata uang kripto sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dalam perdagangan pasar asia, minggu ini, Bitcoin melemah di harga 20,413,10 dolar Amerika Serikat (AS) per koin atau minus 0,95 persen.
Ibrahim mencatat volume transaksi sebesar 28,71 miliar dolar AS dengan kapitalisasi pasar 398,15 miliar dolar AS.
"Sedangkan untuk perdagangan besok, Bitcoin kemungkinan dibuka fluktuatif. Namun, melemah di kisaran 19.500,2 dolar AS per koin hingga 21.200,1 dolar AS per koin," ujar dia dalam risetnya, Minggu (12/3/2023).
Baca juga: Pasar Kripto Tertekan, Harga Bitcoin Terjun Bebas ke Level 19.000 AS
Dia mengatakan, Bitcoin dan sejumlah aset kripto terpantau memerah, setelah data tenaga kerja AS untuk bulan Februari menunjukkan pertumbuhan upah lebih lambat.
Di mana, menunjukkan pelonggaran tekanan inflasi dapat menjaga kecepatan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS atau The Fed dan dengan demikian mengurangi daya tarik Greenback atau dolar AS.
"Tren harga hari ini merupakan kelanjutan, meskipun dengan cara yang lebih dramatis, dari tren yang terlihat sejak awal minggu. Sebagian besar aset digital utama, dan saham terkait cryptocurrency, telah diperdagangkan sedikit di posisi merah selama sebagian besar minggu ini, yang menampilkan pilihan perkembangan positif dan negatif yang penting untuk industri ini," kata Ibrahim.
Sementara, Bitcoin telah terbukti sangat stabil setelah reli Januari, harganya mengambil lintasan turun yang jelas pada sabtu malam.
"Hanya dalam hitungan jam, nilainya turun dari lebih dari 21.500 dolar AS menjadi sedikit di atas 19.700 dolar AS. Perilaku serupa dapat diamati dengan mata uang kripto terbesar kedua di dunia, Ethereum yang juga berada di posisi merah sekitar 7 persen," pungkasnya.