Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Smart Contract dalam Aset Kripto, Ini Penjelasannya

Teknologi smart contract merupakan salah satu pengaplikasian teknologi blockchain yang merupakan backbone dari aset kripto.

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
zoom-in Mengenal Smart Contract dalam Aset Kripto, Ini Penjelasannya
IST
ilustrasi kripto. Teknologi smart contract merupakan salah satu pengaplikasian teknologi blockchain yang merupakan backbone dari aset kripto. Salah satu aset kripto seperti Bitcoin pun telah mengadopsi teknologi blockchain 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teknologi smart contract merupakan salah satu pengaplikasian teknologi blockchain yang merupakan backbone dari aset kripto.

Salah satu aset kripto seperti Bitcoin pun telah mengadopsi teknologi blockchain.




CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan, smart contract atau yang bisa disebut dengan kontrak pintar merupakan protokol eksekusi yang bersifat digital dan disimpan di jaringan blockchain.

Baca juga: Apple Lepas Layanan Kripto, Aplikasi Whitepaper Bitcoin Resmi Dihapus dari MacOS

"Smart contract berjalan secara otomatis dan melibatkan lebih dari satu pihak. Teknologi ini tentu cocok digunakan untuk sistem perekonomian, politik dan lain-lain di kehidupan saat ini, tidak terkecuali Indonesia," kata Oscar dalam keterangannya, Sabtu (29/4/2023).

Menurutnya, adanya smart contract maka investor bisa memprogram untuk apa saja, mirip dengan program komputer lainnya, namun yang menjadi dasar pembedanya, smart contract menggunakan sistem teknologi blockchain.

"Dengan didukung oleh teknologi blockchain, maka smart contract juga mengadopsi sifat dari blockchain itu sendiri yaitu tidak dapat diubah (immutable), hanya bisa ditambahkan, transparan, aman, dan traceable. Dengan adanya Smart contract kita dapat memasukkan aturan tersebut dan menerapkannya melalui kode," ucapnya.

BERITA TERKAIT

"Jika perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak sudah menggunakan smart contract, maka kita tidak lagi memerlukan pihak ketiga yang berfungsi sebagai penengah atau untuk memastikan verifikasi transaksi. Karena smart contract ini berdiri di atas jaringan blockchain yang bersifat public, maka masyarakat umum sekalipun bisa melihat kontrak yang sudah disepakati," sambung Oscar.

Baca juga: Update Harga Kripto 27 April 2023: Bitcoin Rebound Jadi 29.000 Dolar, ETH Melesat 1.886 Dolar

Pada dasarnya, kata Oscar, konsep dari smart contract ini dipelopori terlebih dahulu oleh jaringan Ethereum. Maka, tidak heran banyak token-token berjalan di jaringan Ethereum yang merupakan buah hasil penggunaan smart contract ini.

"Dengan semakin banyaknya token yang berjalan di jaringan Ethereum, skalabilitas Ethereum pun semakin lambat. Belum lagi ditambah gas fee Ethereum yang juga besar. Dengan adanya kekurangan ini lahirlah jaringan smart contract lainnya yang mana beberapa diantaranya adalah jaringan Solana, Polygon, dan jaringan Cardano. Meskipun smart contract tidak luput dari kekurangan, seperti adanya kemungkinan hacking dll namun kita bisa memanfaatkan smart contract ini untuk transparansi yang lebih baik lagi," jelas Oscar.

Lebih lanjut Ia mengatakan, smart contract sudah banyak digunakan oleh developer dari NFT, pembuat token ataupun Decentralized Apps.

"Saya berharap penggunaan smart contract ini bisa digunakan tidak hanya pelaku industri di bidang blockchain, namun pelaku industri di luar blockchain dan juga yang berada di pemerintahan," ucapnya.

Oscar menyebut, salah satu contoh pengaplikasian smart contract untuk industri lain yaitu di industri kesehatan, dimana dengan adanya smart contract maka dapat dilihat data rekam medis pasien.

Kemudian, pengaplikasian yang bisa diterapkan pemerintahan, salah satu contohnya melakukan pemungutan suara, dalam industri penggalangan dana, dan lainnya.

"Dengan kemampuannya untuk terbuka dan dilihat secara umum, smart contract menjadi terobosan teknologi yang bisa digunakan oleh industri dan pemerintahan di Indonesia. Karena hal nya yang transparan, kita juga bisa mudah untuk melacak dan melaporkan jika adanya ketidaksesuaian data yang ada," ujar Oscar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas