Kebijakan Mobil Murah Ramah Lingkungan Lecehkan Masyarakat
Tulus Abadi menegaskan kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car melecehkan masyarakat kelas menengah kebawah.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta, Tulus Abadi menegaskan kebijakan mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) melecehkan masyarakat kelas menengah kebawah.
"Seolah-olah istilah ini melecehkan orang Indonesia. Soal menengah kebawah itu bukan mobil pemikirannya, tapi sembako, kontrakan dan sebagainya," ujar Tulus dalam dialog Polemik yang digelar di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (28/9/2013).
Tulus yang juga merupakan Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia ini menilai istilah mobil murah juga tidak relevan dengan kenyataannya. Jika dibandingkan dengan negara lain seperti India, tentu ada kontradiktif.
"Soalnya di India itu 50 juta. Lalu mobil yang minimalis, belum dipasang AC, tape dan lainnya. Tidak mungkin di Jakarta dengan kemacetannya tanpa AC. Nah kalau ditambah akan nambah sampai 100 juta. Kredit pun akan nambah," tutur Tulus.
Tulus menambahkan, ramah lingkungan pun tidak relevan dengan kenyataan. Sebab, Tulus meyakini bahwa justru pemilik mobil murah ramah lingkungan ini akan menggunakan Bahan Bakar Minyak bersubsidi.
"Mobil mewah saja sekarang pakai juga itu BBM bersubsidi. Makanya itu bohong kalau ramah lingkungan," ucap Tulus.