Mewahnya Bus Tingkat Buatan Putra Bangsa Asal Kudus
Bus bersasis MAN R37 asal Jerman dengan bodi Double Decker (bertingkat) ini karya karoseri nasional, Nusantara Gemilang asal Kudus
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Saat ini, dunia transportasi Indonesia sedang hangat dengan kabar kedatangan lima unit bus tingkat asal Cina. Bus milik Pemda DKI yang satu unitnya dibanderol sekitar Rp 3 miliar itu untuk wisata kota Jakarta. Ternyata, putra bangsa pun bisa membuat bus tingkat yang kualitasnya tak kalah dengan dari Cina. Kebetulan, ada kesempatan merasakan kenyamanan bus tingkat milik PO Nusantara.
Bus bersasis MAN R37 asal Jerman dengan bodi Double Decker (bertingkat) ini karya karoseri nasional, Nusantara Gemilang asal Kudus, Jawa Tengah. Impresi pertama saat melihat bus setinggi 3,9 meter ini begitu megah.
Desain eksterior diklaim terinspirasi dari bodi MAN Neoplan. Dibandingkan bus antarkota reguler, ground clearance MAN R37 Double Decker terbilang rendah, setinggi tinggi bus bandara yang mengangkut penumpang dari pesawat.
“Lewat bus ini, kami ingin menunjukkan jika karoseri nasional juga mampu membangun bus tingkat dengan kualitas dan desain yang lebih baik dari produk impor asal Cina. Pembangunannya menghabiskan dana Rp 3,5 milyar,” papar T. Indarto, Manager Karoseri Nusantara Gemilang saat mendampingi road test di Jakarta.
Seperti apa interiornya? Pada bagian bawah, ruang pengemudi dan kernet dibatasi oleh sekat. Untuk komunikasi, bus sepanjang 13,5 meter ini sudah dilengkapi intercom yang dapat menghubungkan ruang kokpit dan penumpang.
Pintu masuk terletak di sisi kiri. Setiap penumpang langsung disambut dengan mewahnya sofa dan nuansa yang nyaman. Di sudut ruangan terdapat toilet dan tangga untuk akses ke dek atas.
Di dek atas, MAN R37 Double Decker dilengkapi dengan lantai berlapis karpet dan kursi nyaman yang mirip milik First Class di pesawat. Bangku penumpang ada 19 unit tersebut dilengkapi layar LCD dan foot rest. Menurut Indarto, harga satu unit kursi tersebut mencapai Rp 18 juta!
Saat berjalan kondisi kabin dek atas terasa senyap, baik saat kami duduk di bangku depan atau paling belakang. Penasaran akan kondisi di dek bawah, kami sempatkan untuk menjajalnya juga. Ternyata kondisinya tetap senyap, karena di balik kabin terdapat ruang bagasi untuk menghindari suara mesin yang masuk.
Meski tinggi, namun efek limbung saat berbelok terbilang cukup minim. Kemungkinan karena bis bermesin 12.500cc dengan tenaga 460 dk ini didukung dua ban tambahan di bagian belakang, serta suspensi udara aktif. Sehingga kestabilan dan kenyamanan dapat terjaga. Bahkan di dek bawah, rasanya lebih mirip naik sedan ketimbang sebuah bis. So, masih butuh yang impor?