TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pebisnis otomotif nasional mengakui kuartal pertama tahun ini merupakan kondisi terberat yang dialami dalam beberapa tahun terakhir. Faktor makro ekonomi sampai belum stabilnya kondisi sosial dan politik negara Indonesia memperburuk keadaan pasar.

"Memang kondisinya turun kuartal pertama tahun ini, kita lihat tahun lalu stagnan, tahun ini juga akan stagnan, tapi tahun depan akan naik lagi seiring dengan pertumbuhan ekonomi (Indonesia)," jelas Sudirman Maman Rusdi, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) di Karawang, Jawa Barat, Selasa (7/4/2015).

Menurut data sementara penjualan mobil nasional salah satu Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) anggota Gaikindo, wholesale kuartal pertama tahun ini anjlok 14 persen menjadi tinggal 282.569 unit dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, 328.500 unit. Sedangkan penjualan ritel juga melorot 15 persen menjadi tinggal 257.830 unit dari sebelumnya 303.776 unit.

Dari total sembilan merek terlaris di Indonesia, delapan di antaranya penjualannya turun. Nissan tercatat sebagai yang paling terkena imbas dampak penurunan pasar. Melongok data ritel, penurunan penjualan periode Januari-Maret 2015 mencapai 40 persen, menjadi tinggal 7.640 unit dari sebelumnya 12.697 unit. Untungnya, Nissan masih punya Datsun yang tahun ini mulai memasarkan mobil murahnya, Go+ dan Go+ Panca sehingga mendapat tambahan penjualan 6.358 unit.

Dari segi pangsa, Toyota tercatat paling besar kehilangan pasar di mana tiga bulan pertama tahun ini hanya menikmati 29 persen, turun 3,8 persen dari periode sama 2014 sempat mencapai 32,8 persen. Meski penguasaan berkurang, Toyota masih belum tergoyahkan menjadi merek terlaris di Tanah Air.

Satu-satunya merek yang masih menikmati manisnya pertumbuhan penjualan, hanya Honda dengan hasil 45.357 unit, melesat 45 persen dari tahun sebelumnya, 31.254 unit. Penguasaan pangsa pasar juga menguat signifikan, menjadi 17,6 persen dari sebelumnya hanya 10,3 persen.(Agung Kurniawan)