Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun Otomotif

Leasing Ketat Kasih Utang, Penjualan Daihatsu Lesu

Kondisi penjualan mobil saat ini sedang lesu karena leasing atau lembaga pembiayaan sedang memperketat siapa saja yang berhak diberi hutang.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Leasing Ketat Kasih Utang, Penjualan Daihatsu Lesu
TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
DILUNCURKAN - Sales Promotion Girls (SPG) berpose saat peluncuran Astra Daihatsu Sigra di Istana Plaza, Jalan Pasirkaliki, Kota Bandung, Jumat (12/8/2016). Kendaraan murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) ini menggunakan teknologi dengan dua pilihan kapasitas mesin 1.0L dan 1.2L Dual VVTI serta Drive by Wire system yang mampu meningkatkan performa mesin baru yang responsif dan bertenaga. Mobil keluarga yang mampu menampung 7 penumpang tersebut memiliki 10 varian, dijual dengan harga Rp 109.100.000 hingga Rp 149.850.000. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) merilis penjualan (wholesales/ pabrik ke diler) cenderung naik, dari 86.601 unit pada Januari menjadi 96.772 unit Februari 2017, namun PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengaku jualan sedang dalam masa sulit.

Menurut Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra, kondisi penjualan mobil saat ini sedang lesu karena leasing atau lembaga pembiayaan sedang memperketat siapa saja yang berhak diberi hutang.

Wholesales boleh naik, namun kenyataannya, pasar retail (dari diler ke konsumen) turun.

”Penjualan kami 83 persen itu kredit. Tahu nggak? SPK (surat pemesanan kendaraan) kami itu naik trus. Bulan lalu kami bisa jual 19.000-an SPK, tapi kami tak bisa realisasikan jadi retail semua, hanya 15.300 unit (yang jadi dibeli),” ujar Amelia, (7/4/2017), di Jakarta.

Diaa mengeluhkan soal ketatnya lembaga pembiayaan mengucurkan pinjaman. Tapi hal ini memang disadari karena non performing loan (NPL) alias kredit macet sedang naik.

Hal ini membuat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi peringatan untuk leasing ”mengerem”.

OJK, kata Amelia, saat ini sangat ketat mengawasi. Ketika leasing mencari nasabah yang paling masuk akal diberi pinjaman, efek dominonya adalah industri otomotif.

Berita Rekomendasi

”Kalau ini memang di luar kendali kami. Kalau naikin SPK gampang, dan itu di bawah kendali. Tapi merealisasikan jadi retail, butuh pihak ketiga, salah satunya lesaing company,” ucap Amelia.

Lalu, bagaimana solusinya? Amel mengatakan bahwa ini harus kompeherensif, diatasi bersama pemerintah, bukan lagi Agen Pemegang Merek sendiri, karena tak akan sanggup membereskannya.

”Kami berharap GDP (Gross Domestic Product) naik. Sekarang ada di 5,1. Kalau di atas 6, daya beli untuk mobil lebih baik, leasing juga lebih gampang (menyetujui pinjaman). Nomor satu, secara makro ekonomi, diharapkan pemerintah bekerja lebih supaya GDP naik,” ucap Amel.

(Donny Apriliananda/kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas