Tekad Shell Hadirkan Energi Lebih Bersih
Dibutuhkan upaya serius dan kolektif mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan menghadapi perubahan iklim
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebutuhan energi secara global semakin bertambah seiring dengan semakin tingginya populasi penduduk dunia dengan standar hidup yang meningkat pula. Hal ini membawa konsekuensi berupa peningkatan jumlah CO2 di atmosfer dan gas rumah kaca lainnya
Dibutuhkan upaya serius dan kolektif mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan menghadapi perubahan iklim dengan mendatangkan lebih banyak energi dari sumber-sumber yang jumlah karbonnya rendah.
“Hal ini yang menjadi concern kami secara global. Pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang kami miliki bisa membantu menghadirkan solusi untuk menjawab tantangan transisi energi masa depan,” ujar Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman Shell Indonesia, di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam kuliah umum bertajuk ‘A Better Life with A Healthy Planet’. Kuliah umum yang diselenggarakan di UNS Inn, Solo Senin (15/5/2017).
Dia menambahkan, inisiatif ini merupakan salah satu upaya Shell untuk membantu mewujudkan kehidupan yang lebih baik dengan menghadirkan energi yang lebih banyak dan lebih bersih.
Acara ini dihadiri Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Rektor UNS Prof. Dr. H. Ravik Karsidi. M.S, jajaran rektorat dan dekan serta sivitas akademi UNS.
UNS dipilih sebagai tempat kuliah umum eksekutif Shell Indonesia ini didasarkan atas keberhasilan mahasiswa UNS melalui Tim Bengawan sebagai juara ke-2 Drivers World Championship (DWC) Asia, di Singapura, 19 Maret 2017 lalu.
Atas keberhasilan ini, bersama tim ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mereka berhak mewakili Asia mengikuti kualifikasi untuk berkompetisi di Final DWC di London, 23-28 Mei 2017 mendatang.
Tahun 2016 lalu, Royal Dutch Shell meluncurkan sebuah kampanye global bertajuk ‘Make the Future’. Kampanye ini mengajak, mendorong dan melibatkan orang-orang dari berbagai kelompok di seluruh dunia untuk terlibat dalam melakukan berbagai upaya pencarian solusi yang dapat menjawab tantangan energi masa depan.
Shell Eco-marathon dan Drivers’ World Championship menjadi elemen penting dari program global ‘Make the Future’ yang secara khusus melibatkan generasi muda dan mahasiswa untuk mengambil peran proaktif dengan merancang, menciptakan dan mengendarai mobil hemat energi.
Sementara, tema kuliah umum yang disampaikan Darwin di UNS ini merupakan bagian dari ‘Scenarios and A Net-Zero Emission World’ yang sejalan dengan tema program ‘Make the Future’ tersebut.
Terkait dengan scenario, Darwin memaparkan bahwa Shell telah meluncurkan Shell's New Lens Scenarios pada 2013 dalam melihat masa depan dunia pada akhir abad ini atau tahun 2100.
Dalam presentasinya, Darwin melihat masa depan itu dipenuhi dengan hal ketidakpastian, hanya sedikit yang pasti.
Pertama, terkait transisi energi. Hal ini bisa dilihat bagaimana proses transisi energi itu terjadi. Selama 50.000 tahun keberadaan kehidupan manusia, sumber energi umat manusia telah melewati transisi yang tumpang tindih.
Kedua, transisi bisa terjadi dengan cara yang tidak bisa diduga. Hal ini bisa dilihat pada inovasi sistem transportasi yang berubah secara radikal. Awalnya hanya alat transportasi yang ditarik dengan kuda berkembang menjadi kendaraan yang lebih modern dan bebas polusi hingga sistem transportasi yang lebih canggih lagi.
Ketiga, harapan masyarakat yang terus berkembang dan berlangsung hanya satu arah.
Mengambil sektor transportasi untuk kendaraan penumpang sebagai salah satu contoh, terlihat dalam beberapa dasa warsa ke depan, penggunaan tenaga listrik seperti baterai, hydrogen fuel cell, hybrid) akan semakin meningkat. Namun saat ini, lebih dari 90% kendaraan masih menggunakan BBM.