Tips Maksimalkan Social Media untuk Aktivitas Marketing Otomotif Dibedah di Night Pitstop Mobil123
"Pada event ini para pelaku dunia otomotif juga bisa sharing dan berdialog secara Interaktif dan saling memberikan update," ungkap Regia.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia bisnis berubah begitu cepat. Tren digital merambah ke berbagai sektor bisnis, termasuk dunia otomotif.
Mengantisipasi tren yang begitu dinamis tersebut, marketplace jual-beli otomotif Mobil123.com menggelar Night Pitstop, ajang sharing session tentang digital trend dan analisanya dengan mengundang sejumlah pelaku bisnis otomotif roda empat dan roda dua di Jakarta, akhir pekan lalu, Jumat (23/3/2018).
Regia Glamouria, Country Manager Mobil123.com dalam keterangan persnya kepada Tribunnews mengatakan, event ini digelar berkala oleh Mobil123.com untuk memberikan update terbaru kepada pelaku bisnis otomotif Tanah Air tentang perkembangan dunia digital yang diharapkan bermanfaat untuk menunjang keberlangsungan bisnis mereka.
"Pada event ini para pelaku dunia otomotif juga bisa sharing dan berdialog secara Interaktif dan saling memberikan update dan ke depan, event ini akan digelar secara berkala," ungkap Regia.
Pelaku bisnis yang hadir di Night Stop Jumat lalu adalah para pelaku industri aftermarket otomotif, lembaga keuangan seperti bank, multifinance company dan asuransi serta perwakilan agen pemegang merek (APM).
Praktisi dan pemerhati marketing digital Ridho Putradi S'gara dalam paparannya bertajuk Indonesia Digital Insight mengatakan, tren digital yang tumbuh pesat saat ini ditopang oleh populasi smartphone di Indonesia yang jumlah unitnya lebih besar dari populasi penduduk.
"Koneksi internet via smartphone di Indonesia tergolong murah. Sebanyak 27 persen orang yang melakukan pencarian di search engine di web melakukan pencarian. Produk grocery paling banyak dicari. Otomotif termasuk yang juga dicari di internet," kata Ridho.
Dia juga memaparkan, social media juga dipakai sebagai tools untuk aktivitas marketing sebuah brand mengingat platform ini sangat banyak penggunanya di Indonesia.
"Banyak yang membeli sesuatu setelah diberi tahu teman melalui postingan di social media. Platform paling banyak digunakan adalah Facebook, Twitter dan Instagram," beber Ridho.
Yang menarik, adalah tren penggunaan video belakangan ini. Mengutip data Nielsen, Ridho mengatakan, 30 persen audiens di Indonesia memutuskan beli sebuah produk setelah mereka menyimak produknya di tayangan video.
Baca: Mulai Bulan Mei, Yamaha DDS Bogor Ngegas Jualan Skutik Lexi
Baca: Tanggapan Pertamina MOR III Soal Video Viral Nissan Serena Isi Pertalite Melebihi Kapasitas Tangki
Karena itu kepada perusahaan yang menggunakan video sebagai tools melakukan aktivitas marketing, Ridho memberikan tipsnya: lima detik pertama video harus bisa memancing minat penonton terhadap barang yang disampaikan di video.
Pembicara lainnya yang tampil di Night Pitstop adalah Sigit Arfianto dari Big Evo, salah satu perusahaan partner resmi Google di Indonesia.
Membawakan materi berjudul 'Utilizing Marketing in Digital Era' Sigit memaparkan, data terbaru menunjukkan 68 persen buyers belum memiliki pemikiran tentang produk yang akan mereka beli saat melakukan searching di internet.
"Mereka belum memutuskan produk apa yang akan dibeli. Ini memberi peluang bagus bagi brand untuk masuk," kata Sigit.
Dia juga menyebutkan, sebanyak 90 persen orang melakukan pencarian via search engine di internet seperti Google, lalu disusul pencarian melalui video.
"Sebanyak 80 persen pembeli menggunakan online video. Misal untuk produk mobil, melihat profil produk, fitur, komentar netizen dan lain-lain. Saat ini video menjadi the most disrupted tools, dan sebanyak 53 persen yang gunakan online video memutuskan beli," beber Sigit.
"Dulu, orang melihat baliho, menyimak iklan produknya lalu datang ke dealer saat akan membeli mobil.
Kini, online jadi tools menyeluruh bagi calon konsumen untuk memutuskan membeli barang," lanjutnya.
Karena itu, Sigit menyarankan agar perusahaan memaksimalkan utilisasi social media. "Social media membantu membangun brand," Sigit meyakinkan.
Tapi, Sigit juga mengingatkan. "Strategi yang dipakai harus tepat saat menggunakan social media. Konten adalah yang utama, dan harus inspiratif, informatif dan edukatif karena itu berpeluang jadi viral. Bangunlah kolaborasi dengan kreator konten," sarannya.
"Lakukan juga community building. Ingat, mengelola social media butuh tim," lanjut Sigit Arfianto.