Mengintip Bus-bus Premium Scania Dirakit di Pabriknya di Sodertalje, Swedia
Logo Scania adalah seekor griffin, yang merupakan lambang dari Provinsi Skåne di Swedia.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, SODERTALJE - Scania, salah satu produsen otomotif terbesar yang bermarkas di kota Sodertalje, Swedia, siap mengirimkan truk heavy duty generasi terbaru ke pasar Indonesia.
Pabrik di Sodertalje ini juga memproduksi sejumlah tipe bus yang diekspor ke Indonesia dan dirakit menjadi armada bus Transjakarta yang saat ini dioperasikan di DKI Jakarta, dan sejumlah tipe bus yang dioperasikan sebagai armada bus antarkota dan bus pariwisata di Indonesia.
Tribunnews berkesempatan mengunjungi pabrik tersebut pekan ini, pertengahan bulan April 2018, atas undangan dari PT United Tractors Tbk. Di pabrik ini terlihat para pekerja sibuk melakukan perakitan chassis truk dan bus.
Pabrik ini mempekerjakan 1200 orang tenaga kerja yang berasal dari 50 negara berbeda.
Rata-rata pekerja di pabrik ini berusia 37 tahun dan memiliki pengalaman 10 tahun di dunia perakitan kendaraan berat seperti bus dan truk.
Dari 1.200 pekerja tersebut, sekitar 20 persennya adalah perempuan. Mereka bekerja selama sembilan jam mulai dari pukul 07.00-16.00 Wib.
Dalam sehari mereka diwajibkan memproduksi 60 truk dan 19 bus. Para pekerja juga diberikan waktu untuk merakit truk selama 7 menit dan bus 22 menit.
Pabrik Scania di Sodertalje ini memiliki luas 95.000 meter persegi dengan area workshop sebesar 30.000 meter persegi.
Publik umum juga bisa melihat langsung proses pembuatan bus dan truk Scania. Tercatat rata-rata pengunjung mencapai 8000 per hari.
Para pengunjung dilarang melakukan aktivitas foto dan merekam dalam bentuk video saat bertandang ke pabrik Scania.
Hanya para jurnalis yang diperbolehkan memotret dan merekam.
Itu pun harus memiliki akses khusus berupa secarik kertas semacam permit atau izin memotret dan merekam dari pihak Scania.
Saat Tribunnews melihat aktivitas di pabrik ini, para pekerja terlihat santai namun serius saat bekerja. Mereka terlihat rileks.
Baca: PO Gunung Harta Belanja 6 Bus Maxi Scania dan Mercedes-Benz untuk Remajakan 3 Trayek Bus Malam
Baca: Karena Passion, Cewek Cantik Ini Keluar dari Sekolah Perhotelan dan Bekerja Jadi Mekanik Truk Scania
Tidak ada perangkat robot di pabrik tersebut, semua dilakukan oleh manusia.
Alasan tidak melibatkan robot dalam produksinya lantaran Scania hanya merakit dan memproduksi bus dan truk sesuai order atau pesanan.
Para pekerja juga dibuatkan aturan apabila sudah melewati batas merakit selama 7 menit untuk truk dan 22 menit untuk bus, maka seorang pekerja yang dianggap spesialis harus turun tangan.
Batas waktu yang terlewati tersebut bisa terjadi biasanya karena ada masalah saat merakit. Ada beberapa part chassis atau bodi yang mungkin sulit untuk diselesaikan dalam waktu yang sudah ditentukan.
Di pabrik para pekerja juga diberikan waktu untuk coffee break setiap dua hingga tiga jam bekerja.
Scania Aktiebolag (publ), atau lebih terkenal sebagai Scania AB kini tampil jadi produsen otomotif besar yang berasal dari Swedia, yang berspesialisasi memproduksi truk dan bis.
Scania juga memproduksi mesin diesel untuk keperluan maritim dan sebagainya.