Mengenal Cara Kerja Futuristik Mobil Listrik
Mengendarai mobil listrik dianggap memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan hidup. Tapi bagaimana cara kerja sebenarnya dari mobil futuristik
Penulis: Ilham F Maulana
TRIBUNNEWS.COM- Mengendarai mobil listrik daripada menggunakan versi berbahan bakar fosil, bisa dibilang hanya menghasilkan setengah jumlah emisi gas rumah kaca selama masa pakainya.
Dilansir dari Independent.co.uk, penelitian menunjukkan bahwa beralih ke kendaraan listrik (EV) bisa memiliki dampak yang signifikan bagi lingkungan hidup.
Tapi bagaimana sebenarnya cara kerja yang disebut-sebut mobil masa depan ini?
EV adalah jenis mobil plug-in yang digerakkan oleh motor listrik.
Mereka biasanya didukung oleh baterai yang dapat diisi ulang.
Untuk mengisi ulang baterai, bisa hubungkan mobil ke stasiun pengisian daya.
Kebanyakan orang akan memasangnya di rumah mereka ketika membeli EV.
Namun diharapkan stasiun pengisian daya akan segera tersedia di berbagai tempat umum seperti pusat Pom Bensin pada umumnya di Indonesia.
Kebanyakan mobil listrik dapat berjalan selama 160 km hingga 240 km sebelum baterai habis.
Para insinyur memperkirakan bahwa baterai akan dapat bertahan sejauh 640 km dalam satu dekade.
Pada 2017, ada lebih dari tiga juta mobil listrik dan plug-in hibrida yang digunakan di seluruh dunia
Mobil listrik dianggap lebih murah daripada mobil konvensional karena mereka lebih murah untuk diperbaiki dan lebih murah dari segi bahan bakar.
Mobil listrik paling populer adalah Nissan Leaf dibanderol seharga 900 Juta Rupiah.
Dimana 300.000 unit di antaranya telah dijual secara global pada Januari 2018.
Yang paling populer kedua adalah Tesla Model S seharga sekitar 2 Miliar Rupiah dengan 213.000 unit terjual pada Desember 2017. (Ilham/GRIDOTO)