PPnBM Bikin Pasar Mobil Sport di Indonesia Lesu
"Masih adanya Current Account Defisit membuat pemerintah tidak pro impor, sedangkan semua mobil sport adalah CBU import"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Mobil sport memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia. Potensi pasar ini dimanfaatkan oleh berbagai merek untuk meluncurkan di segmen ini, salah satunya Toyota dengan Toyota GR Supra.
Presiden Direktur PT Prestige Image Motorcars Rudy Salim bilang potensi pasar yang besar ini dilihat dari GDP Indonesia yang secara makro mengalami kenaikan, sehingga menimbulkan daya beli masyarakat.
Pasar yang potensial ini turut didorong oleh kondisi politik nasional. Sayangnya, untuk saat ini Rudy bilang potensi ini belum maksimal karena masih ada kendala yang memberatkan mobil sport.
"Masih adanya Current Account Defisit membuat pemerintah tidak pro impor, sedangkan semua mobil sport adalah CBU import, " katanya ketika dihubungi Kontan.co.id, Selasa (23/7/2019).
Ini menyebabkan harga mobil sport di Indonesia terlalu tinggi.
Lebih lanjut ia menjelaskan, untuk kondisi sekarang pasar mobil sport di Indonesia masih sulit. Hal ini disebabkan beberapa koreksi nilai CIF tabel bea cukai yang menyebabkan peningkatan harga bea masuk.
Baca: Versi Modifikasi Honda ADV150 Tampil dengan Konsep Urban Street
"Sejak tahun 2014 sebenarnya sudah sulit, sejak kena PPnBM baru yaitu 125%," terangnya kepada Kontan.co.id.
Baca: Suzuki Siapkan 30 Lebih Aksesoris Original untuk Pecinta Jimny
Terkait persaingan di pasar saat ini, PT Prestige Image Motorcars, melihat bahwa setiap mobil sport juga memiliki segmentasinya sendiri-sendiri dan pasar di Indonesia sangat luas. Ia menilai peluang masih ada walaupun banyak pemain di sektor ini semakin banyak.
Baca: Crossover Renault Duster Resmi Meluncur di GIIAS 2019, Berikut Harga dan Spesifikasinya
Distributor kendaraan-kendaraan mewah dan sport itu berusaha menawarkan berbagai tipe varian mobil sport terbaru yang dapat dipilih untuk kustomer.
Hal ini diharapkan dapat memperkuat penjualan karena kustomer diberikan kebebasan dalam memilih produk yang sesuai dengan karakternya.
Meski optimistis masih memiliki peluang di pasar mobil sport, Rudy mengaku tidak terlalu muluk-muluk menargetkan penjualan di 2019. "Mengingat kondisi perpajakan yang tinggi. Jadi kami masih watch and learn dengan kondisi pasar," katanya.
Reporter: Kenia Intan
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Kondisi pasar mobil sport di Indonesia masih sulit