Stabil Saat Pasar Otomotif Lesu, Astra Isuzu Cetak Rp 12 M di Astra Auto Fest
Astra Auto Fest 2019 menjadi momentum bagi Isuzu dalam memberikan program penjualan dan layanan purna jual di akhir tahun
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Astra Isuzu mencetak penjualan senilai Rp 12 miliar dari 55 unit kendaraan yang
mereka jual selama tiga hari pergelaran Astra Auto Fest 2019 di Astra Biz Center BSD City, Tangerang Selatan, 22-24 November lalu.
Hal itu menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap beragam produk yang ditampilkan Isuzu.
“Angka penjualan itu 110 persen dari target yang kami tetapkan untuk pameran ini. Ini membuktikan produk Isuzu semakin diminati masyarakat,” ujar Chief Operation Officer (COO) Astra Isuzu Harry Kamora di Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Pada pameran itu, Astra Isuzu menampilkan sejumlah produk yakni MU-X tipe i-Series, D-Max, Traga, NLR 55 TX, Giga FVM 34 U, serta Isuzu Traga dengan aplikasi Bengkel Isuzu Berjalan.
Menurut Harry, Astra Auto Fest 2019 menjadi momentum bagi Isuzu dalam memberikan program penjualan dan layanan purna jual terbaik di akhir tahun kepada pelanggan setia Isuzu.
Pencapaian di pameran itu juga menjadi penguat optimisme menutup tahun ini dengan pencapaian positif.
“Saat pasar otomotif nasional lesu, pangsa pasar beberapa produk kami, terutama di CV (commercial vehicle/kendaraan komersial) malah stabil, bahkan bisa naik, walaupun memang tidak besar,” tutur dia.
“Kami tertolong proyek infrastruktur. Apalagi Isuzu warnanya kental di (kendaraan) komersial. Penjualan otomotif nasional turun, dan paling parah dialami segmen kendaraan passenger. Turunnya paling dalam. Kalau komersial, di mana Isuzu sangat dominan, tahun ini lumayan bagus, kami menikmati imbas dari banyaknya proyek infrastruktur,” papar dia.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan ritel otomotif nasional sepanjang Januari hingga Oktober 2019 sebanyak 847.164 unit atau turun 10,4% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 945.159 unit.
Penjualan ritel Isuzu sepanjang Januari hingga Oktober 2019 sebanyak 19.937 unit. Angka itu hanya turun 0.5% dari penjualan ritel di periode yang sama 2018 yang tercatat sebanyak 20.047 unit.
Malah, lanjut Harry, sepanjang tahun ini ia optimistis penjualan bisa naik jika dibandingkan dengan pencapaian tahun lalu.
“Hingga akhir tahun dipastikan ada peningkatan. Apalagi di beberapa varian, terjadi peningkatan
tajam,” ujar dia.
Ia mencontohkan penjualan Isuzu Traga yang peningkatannya luar biasa. Sepanjang Januari hingga Oktober 2019, Traga bisa terjual 4.840 unit, atau naik 160% dari tahunn sebelumnya yang sebanyak 1.857 unit.
Saat ini, Traga yang belum genap berusia dua tahun, sudah meraih pangsa pasar sekitar 17,5%. Belum lagi Elf (N-Series) yang pangsa pasarnya sudah 21,5%.
Isuzu optimistis pangsa pasar Elf hingga akhir tahun ini bisa ditutup di angka 23%.
Sepanjang Januari hingga Oktober 2019, penjualan kendaraan komersial Isuzu yakni N series sebanyak 10.840 unit, lalu Giga (F-Series) 2.589 unit, dan Traga 4.840 unit.
Sedangkan kendaraan penumpang, D-Max terjual 267 unit, lalu MU-X sebanyak 250 unit, pick up 512 unit, dan Panther 649 unit.
Pada pameran Astra Auto Fest 2019, dari total penjualan Isuzu sebanyak 55 unit, penjualan kendaraan komersial yang paling tinggi yakni 48 unit, sisanya sebesar 7 unit adalah kendaraan penumpang.
Sementara itu, menurut catatan AP News, tren sektor pasar kendaraan komersial global diprediksi akan mengalami kenaikan hingga lebih dari 5% sampai 2024 berkat faktor ekonomi global yang dinilai akan relatif stabil, baik di negara maju ataupun negara berkembang.
Harry tidak menampik, pencapaian positif itu karena brand image Isuzu semakin baik. Termasuk adanya dukungan program business to business (B2B) untuk kendaraan komersial untuk customer fleet.
Program ini adalah layanan menyeluruh mulai dari penjualan hingga purna jual di mana Isuzu menyediakan layanan yang disesuaikan kebutuhan konsumennya.
“B2B ini kita lakukan tiga bulan terakhir, hasilnya lumayan. Penjualan kita meningkat karena adanya B2B. Lewat B2B kita garap data base sendiri di masing-masing wilayah dan cabang. Memang tidak secara langsung terlihat penjualannya, tetapi B2B ini lebih pada bisnis berkelanjutan dan jangka panjang,” tutur dia.
Ia mengakui, pelaku usaha otomotif lain mengaku heran dengan Isuzu, saat pasar lesu dan bisnis mereka anjlok, Isuzu malah naik.
Layanan Purna Jual
Harry menjelaskan, khusus segmen kendaraan penumpang, pihaknya akan menggenjot penjualan MU-X dengan berbagai paket penjualan menarik. Terutama dengan menyasar konsumen premium. Seperti memberikan free approved untuk pengajuan kredit di ACC.
Pihaknya memberikan paket penjualan kendaraan yang terintegrasi dengan program menarik di layanan purna jual. Misalnya gratis jasa servis hingga 4 tahun atau 50.000 km.
Sementara itu, After Sales Service Division Head Astra Isuzu Heri Wasesa mengatakan, dalam bisnis otomotif, layanan purna jual menjadi faktor penting. Apalagi pada komersial bisnis, di mana Isuzu bermain, purna jual menjadi poin kunci dalam pemilihan produk.
Ia menjelaskan, program B2B salah satu upaya penting yang sedang digiatkan Astra Isuzu, dalam usaha retensi pelanggan. Menurut dia, segenap upaya disiapkan khusus untuk pelanggan fleet agar semakin nyaman, aman, dan mudah dalam mengoperasikan Isuzu-nya agar dapat digunakan setiap waktu kapanpun kendaraannya diperlukan.
Dijelaskan, tolok ukur semua usaha di purna jual ini adalah repurchase para pelanggan.
Selain itu, tambah Heri, pendekatan B2B lain yang menjadi perhatian Isuzu adalah bagaimana bisa memberikan solusi operasi total yang sifatnya customizing kepada konsumen.
“Artinya kami harus bisa menyesuaikan apa yang dibutuhkan customer untuk menunjang aktivitas operasional mereka dilihat dari sudut pandang customer,” kata dia.