Roda Patah, Evakuasi Bus Harapan Jaya Makan Waktu 12 Jam, Mesin Jatuh Nancap ke Tanah
Evakuasi bangkai bus Harapan Jaya terbilang sangat sulit karena mesin di bagian belakang jatuh dan menancap ke tanah.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Petugas akhirnya bisa mengevakuasi bangkai bus Harapan Jaya dari lokasi kecelakaan di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, Jawa Timur, setelah 12 jam lamanya berjuang.
Pemindahan badan bus Harapan Jaya dari lokasi kecelakaan bisa dilakukan pada Minggu (27/2/2022) malam. Polisi harus mengerahkan dua ekskavator berukuran besar untuk menarik badan bus sepanjang 12 meter ini.
Sebelumnya Satlantas Polres Tulungagung mengerahkan 3 derek, termasuk derek ukuran besar. Namun semuanya gagal menggeser badan bus dari lokasinya.
"Ada dua derek kami datangkan dari Kediri, satu dari Tulungagung. Semuanya gagal mengevakuasi bus," terang Kanit Gakkum Satlantas Polres Tulungagung, Iptu Diyon Fitriyanto, Minggu malam.
Alat berat tiba sekitar 18.19 WIB. Proses evakuasi selesai pada pukul 18.40 WIB.
Diyon mengatakan, evakuasi ini terbilang sangat sulit karena mesin di bagian belakang jatuh dan menancap ke tanah.
"Mesin yang menancap ke tanah membuat bus sulit ditarik. Apalagi posisinya sempit, sulit bermanuver," sambung Diyon.
Posisi badan bus melintang di antara rel kereta api dan rumah warga. Apalagi roda bus juga patah juga turut menghambat evakuasi.
Baca juga: Suara Tabrakan Harapan Jaya Vs KA Rapih Dhoho Seperti Ledakan, Bus Berputar Hantam Gerbong
Untuk memudahkan evakuasi, salah satu awak ekskavator masuk ke ruang kemudi bus untuk memutar setir. "Roda bus menghalangi manuver ke kiri, sehingga sulit ditarik," ucap Diyon.
Namun akhirnya hanya dengan satu ekskavator bus bisa ditarik dari posisinya. Badan bis selanjutnya ditarik truk derek dengan pengawalan mobil polisi.
Baca juga: Fakta-Fakta Kecelakaan Maut Bus Harapan Jaya Tertabrak KA Dhoho di Tulungagung
Bus yang hancur pada bagian depan dan belakang bodi berhasil ditarik pelan menyusuri Jalan Pahlawan,Tulungagung, hingga menimbulkan kemacetan.
"Jadi total kendaraan ini 12 jam sejak kejadian baru bisa dievakuasi," ujar Diyon.
Menyikapi kejadian ini, para pemangku kepentingan akan menggelar Forum Group Discussion (FGD).
Selain Satlantas Polres Tulungagung, FGD akan dihadiri Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Dinas Perhubungan, Jasa Raharja, PT KAI dan Organda.
FGD akan merumuskan langka selanjutnya.
Kecelakaan bus Harapan Jaya AG 7679 US dengan Kereta Api Rapih Dhoho relasi Blitar-Surabaya terjadi di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru.
Saat itu ada iring-iringan 3 bus yang membawa 128 karyawan sebuah pabrik plastik.
Bus pertama berhasil melintasi rel kereta dari arah barat ke timur. Saat bus kedua melintas, di saat bersamaan melaju kereta api dari arah selatan.
Baca juga: Daftar Identitas Korban Tewas dan Luka-luka Kecelakaan KA Dhoho vs Bus Harapan Jaya di Tulungagung
Bagian belakang kanan bus tertabrak hingga ringsek. Bus terpental dan berputar hingga posisinya menghadap ke barat.
Bagian kepalanya lalu membentur gerbong pertama dan kedua, sehingga bagian depan kereta juga rusak parah. Empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian, satu meninggal dunia saat menjalani perawatan.
Sementara 14 orang terluka, dua di antaranya luka parah dan dirawat di Red Zone (zona kritis) IGD RSUD dr Iskak Tulungagung.
Satu di antara yang terluka parah adalah bocah perempuan 3 tahun, yang mengalami patah kedua kakinya.
Penulis: David Yohanes | Sumber: Tribun Jatim