Jelang Pemberlakuan Euro 4, Ini Kata Konsumen Kendaraan Niaga Isuzu
Penerapan Euro 4 untuk seluruh kendaraan diesel pasti akan berpengaruh pada biaya operasional karena harga unit kendaraan baru Euro 4 akan naik
Penulis: Sanusi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsumen sulit pindah ke merek lain ketika sudah mendapat kepuasan terhadap satu brand. Hal itu juga yang akan menjadi alasan saat pemberlakuan kebijakan standar emisi Euro 4 pada 7 April 2022 mendatang.
"Kami ditawari merek lain, tetapi kami tetap di Isuzu. Kami tentu memilih yang sudah berpengalaman, karena ini menyangkut investasi besar dan keberlangsungan operasional perusahaan," ujar Direktur PT Kemasan Ciptatama Sempurna (KCS) Wahyudi Sulistya dalam diskusi "Customer Real Partner Sharing" di booth Isuzu di Jakarta Auto Week 2022 di JCC, Jakarta, Jumat (18/3/2022).
Wahyudi mengatakan, pihaknya memiliki pengalaman memuaskan selama 14 tahun menggunakan Isuzu. Saat ini, seluruh armada operasionalnya yang berjumlah 270 unit, semuanya adalah truk Isuzu dari berbagai varian baik itu Isuzu Giga, Elf, dan Traga.
“Sebelumnya kami menggunakan merek lain, tetapi tidak efisien, karena kapasitas cc (mesin) yang besar.
Padahal, produk kami adalah kemasan styrofoam yang ringan, tidak perlu kendaraan bermesin besar. Ini yang menjadi alasan kami memilih Isuzu yang cc rendah, tetapi kapasitas angkut besar dan memiliki banyak varian, truk kecil, sedang, dan besar,” tutur dia.
Perusahaan bisa menyelamatkan potensi kerugian dari biaya operasional sebesar 25 persen.
Keunggulan lainnya, Isuzu terkenal irit. Terutama untuk kendaraan dengan mesin common rail yakni Isuzu Giga. Keunggulan konsumsi BBM yang hemat itu juga menjadi pertimbangan utama memilih Isuzu.
Baca juga: Cerita Widodo, Mekanik Senior Isuzu yang Pernah Menangi Kontes Internasional di Jepang
Apalagi, porsi terbesar biaya operasional perusahaan adalah penggunaan BBM yakni mencapai 30 persen. “Angka itu sangat besar, karena muatan kami ringan,” kata Wahyudi.
Ia menambahkan, dengan penerapan Euro 4 untuk seluruh kendaraan diesel pasti akan berpengaruh pada biaya operasional. Harga unit kendaraan baru Euro 4 akan naik. “Tapi kami mendapat kabar bahwa kendaraan Euro 4 ini lebih hemat sekitar 12 persen, tentu itu kabar yang bagus,” kata Wahyudi.
Dia menjelaskan, selama lebih dari 10 tahun menggunakan truk Giga bermesin common rail, pihaknya tidak pernah mengalami masalah. Padahal, seluruh armada truk miliknya beroperasi tanpa henti 24 jam. Seluruh armada PT KCS beroperasi di sembilan provinsi di Indonesia. Jaringan bengkel Isuzu bisa menjangkau seluruh wilayah operasi PT KCS.
Wahyudi menjelaskan, pihaknya memiliki kontrak servis dengan Isuzu. Hal itu membuat performa kendaraan operasional terus terjaga. Tim mekanik Isuzu lengkap dengan bengkel berjalannya hampir tiap hari berkunjung ke perusahaan untuk menservis kendaraan.
“Mereka sudah memiliki jadwal truk yang mana yang perlu masuk perawatan. Soalnya, kendaraan kami tidak boleh berhenti, kalau berhenti rugi. Dengan perawatan yang terjadwal dan rutin ini, masalah berhenti operasi tidak kami temui lagi,” ujar Wahyudi.
Selain perawatan, keunggulan Isuzu juga dirasakan pada ketersediaan suku cadang. Terutama suku cadang fast moving yang kerap perlu diganti. Pihak Isuzu melakukan stok suku cadang di lokasi PT KCS, sehingga saat diperlukan, bisa langsung digunakan.
“Saat masa pandemi saja kami tetap melakukan pemesanan kendaraan ke Isuzu, tentu dengan kondisi saat ini yang mulai normal, pemesanan akan meningkat,” ujar dia.
Apalagi, PT KCS menargetkan hingga 2025 akan memiliki 400 armada untuk menyokong aktivitas bisnis perusahaan yang terus berkembang.
Sebelumnya, pemilik PT Mitra Karya Makmur (MKM) Djoko Handoko mengakui, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang infrastruktur, pihaknya sudah lama menggunakan kendaraan Isuzu.
Menurut dia, urusan perawatan kendaraan, sejauh ini tidak pernah ada masalah, justru menguntungkan bagi perusahaan.
"Kami sudah dari pertama kali menggunakan Isuzu dengan mesin common rail. Layanan purna jualnya sangat baik dan tentunya menguntungkan bagi kami,"ujar Djoko.
Ia menambahkan, Astra Isuzu begitu sigap dalam melakukan pelayanan aftersales service kepada konsumen. Terbukti ketika pemilik Isuzu Giga mengalami masalah di lapangan, langsung direspons dengan cepat, bahkan tidak harus menunggu lama dalam hal perbaikan unitnya.
Terkait penerapan standar emisi Euro4, Djoko menilai, itu akan menjadi keunggulan buat Isuzu. Karena, selama ini truk Isuzu Giga yang sudah menggunakan mesin common rail, performanya bagus dan hemat BBM. Apalagi, mekanik Isuzu sudah berpengalaman dalam perawatan kendaraan bermesin common rail.
Tingginya kepuasan pelanggan juga berdampak pada penjualan Isuzu. Hal itu terlihat dari penjualan Isuzu menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo). Pada Februari 2022, penjualan ritel Isuzu sebanyak 2.072 unit, naik 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang sebesar 1.814 unit.
General Manager Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril optimistis pencapaian Isuzu tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Isuzu menargetkan Isuzu Elf tahun ini bisa meraih pangsa pasar 25 persen, sedangkan Giga 14 persen, dan Traga sebesar 35 persen.
Attias juga yakin dengan pemberlakuan Euro 4, pencapaian akan lebih besar. “Tetapi memang kita lihat perkembangan marketnya bulan per bulan, karena market kendaraan komersial sangat ditentukan oleh kondisi ekonomi dan bisnis,” tutur Attias.*