Krisis Semikonduktur Mulai Makan Korban, Stellantis NV PHK Massal Karyawan di AS
PHK massal ini dilakukan lantaran Stellantis NV mengalami krisis pasokan semikonduktor.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Produsen mobil terbesar keempat di dunia Stellantis NV dikabarkan tengah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya di pabrik stamping Sterling Heights di Michigan, Amerika Serikat.
Menurut informasi yang beredar menyebutkan, PHK massal ini dilakukan lantaran Stellantis NV mengalami krisis pasokan semikonduktor.
Hal inilah yang membuat pabrik otomotif Stellantis berencana untuk mengubah strateginya dengan mengoperasikan pabrik melalui cara yang lebih berkelanjutan.
"Stellantis terus bekerja sama dengan pemasok kami untuk mengurangi dampak manufaktur yang disebabkan oleh berbagai masalah rantai pasokan yang dihadapi industri kami," kata juru bicara Stellantis NV.
PHK massal oleh Stellantis NV ini memperparah badai PHK yang tengah melanda berbagai industri global. Dilansir dari Reuters PHK tersebut akan dilakukan Stellantis mulai minggu depan.
Baca juga: Tiga Pabrik Stellantis Berhenti Beroperasi akibat Kekurangan Chip Semikonduktor
Pabrik stamping Sterling Heights merupakan salah satu pabrik stamping atau pembentukan logam terbesar di dunia, dengan jumlah karyawan mencapai 2.184 pekerja.
Dari pabrik inilah Stellantis NV memasok kebutuhan komponen bodi mobil bagi kendaraan otomotifnya.
Stellantis NV masih enggan mengomentari berapa banyak karyawannya yang akan kena PHK massal.
Baca juga: Tiga Pabrik Stellantis Berhenti Beroperasi akibat Kekurangan Chip Semikonduktor
Sebelum beredarnya informasi ini pada awal bulan Juni perusahaan otomotif Stellantis dikabarkan telah menghentikan kegiatan operasinya di pabrik utama Melfi yang berlokasi di Italia selatan.
Dengan alasan karena adanya krisis suku cadang, termasuk produk semikonduktor.
"Karena situasinya terus berubah-ubah, kami membuat penyesuaian produksi seperlunya untuk meminimalkan dampak produksi tambahan," tutup juru bicara Stellantis NV.