Peneliti INDEF: Kendaraan Listrik Mampu Hemat Subsidi Energi APBN Hingga Rp700 Miliar
penggunaan kendaraan listrik secara masif mampu menghemat subsidi energi yang saat ini makin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Abra Talattov menyebut penggunaan kendaraan listrik secara masif mampu menghemat subsidi energi yang saat ini makin membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Berdasarkan simulasi INDEF, jika terjadi penjualan 600 ribu unit motor listrik dan 100 ribu unit mobil listrik, maka potensi penghematan APBN mencapai Rp700 miliar.
Penghematan APBN tersebut dihasilkan dari penggantian subsidi bahan bakar minyak ke subsidi listrik.
“Dari simulasi INDEF, kami melakukan penghitungan bahwa jika berhasil melakukan penjualan motor listrik sebesar 600.000 unit dan mobil listrik 100.000 unit, maka potensi penghematan berupa kompensasi energi muncul kurang lebih Rp700 Miliar pada APBN,” kata Abra kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).
Masifnya penjualan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) menurutnya jadi upaya pemerintah dalam menyerap ketersediaan pasokan listrik sekaligus mendorong produktivitas masyarakat.
Menurut data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), jumlah kendaraan listrik terus alami peningkatan.
Pada Oktober 2023, sedikitnya 108.043 unit kendaraan listrik yang terdiri dari 85.913 kendaraan listrik roda dua; 21.720 kendaraan listrik roda empat; dan sisanya teridentifikasi jenis kendaraan lain-lain.
Adapun serapan konsumsi listrik oleh EV sepanjang 2023 mengalami peningkatan signifikan. Peningkatannya menjadi 5.402 megawatt hour (MWh) dibanding 2022 yang hanya 836 MWh.
Artinya, angka serapan 2023 naik hampir tujuh kali lipat jika dibandingkan periode tahun sebelumnya.
Baca juga: Menperin Agus Gumiwang: Pemerintah Siapkan Insentif Menarik untuk Investor Kendaraan Listrik
“Sisi demand atau permintaan penting untuk diperhatikan agar produksi listrik mampu terserap dengan baik,” kata Abra.