Buka GIICOMVEC 2024, Menperin Minta Principle Produksi Double Cabin di Indonesia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita resmi membuka pameran kendaraan niaga GIICOMVEC 2024 di JCC Senayan, Jakarta, hari ini.
Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita resmi membuka pameran kendaraan niaga Gaikindo Indonesia International Commercial Vehicle Expo (GIICOMVEC) pada Jumat (8/3/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
Menperin menyoroti kinerja industri kendaraan niaga yang mampu kembali bergeliat meski diterjang pandemi Covid-19 beberapa tahun ke belakang.
"Setelah menghadapi Covid-19, industri kendaraan niaga kita bisa rebound dan mampu mencatat produksi sebesar 215.000 unit dengan penjualan domestik sebesar 200.000 unit tahun lalu. Kinerja ekspor kendaraan niaga juga selalu mengalami peningkatan dari tahun 2021-2023. Di mana pada tahun 2023 nilai ekspor sebesar 437 juta dolar AS, naik 33 persen dari tahun 2022 yang tercatat 328 juta dolar AS," tutur Agus saat di GIICOMVEC 2024.
Agus Gumiwang juga menyoroti pasar segmen double cabin yang kebanyakan unitnya masih didatangkan langsung dari luar negeri dengan skema impor utuh atau CBU.
"Data mengatakan khusus untuk double cabin, seluruhnya masih impor. Rerata 25.000 unit per-tahun. Ini catatan untuk para principle dari Kemenperin," ungkap Agus.
Menurutnya, pasar Indonesia jauh lebih potensial ketimbang Thailand, dimana saat ini kebanyakan pikap double cabin justru diimpor dari Negeri Gajah Putih tersebut.
Potensi ekonomi dan pertumbuhan industri pertambangan dan perkebunan di Indonesia juga menjadi peluang yang bisa digali oleh para produsen kendaraan niaga untuk mulai mempertimbangkan memproduksi double cabin di Indonesia.
Baca juga: Daimler Bawa Bus dan Truk Berstandar Euro 4 dan Euro 5 di GIICOMVEC 2024
Agus juga menginginkan para principle untuk mengevaluasi kembali produksi yang bisa dilakukan di Indonesia.
"Principle untuk mengevaluasi kembali pemikiran tersebut, alasannya yang pertama ekonomi dari Indonesia selalu berada dipertumbuhan terbaik. Menurut pandangan saya, ekonomi Indonesia lebih tinggi dari Thailand, jadi artinya penciptaan market di Indonesia jauh lebih besar," jelasnya.