Perundingan Buntu, Nissan-Honda Batalkan Rencana Merger Bernilai 60 Miliar Dolar AS
Rencana merger atau penggabungan usaha yang akan dilakukan dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan akhirnya batal.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Rencana merger atau penggabungan usaha yang akan dilakukan dua raksasa otomotif Jepang, Honda dan Nissan akhirnya batal.
Pembatalan merger dilakukan usai Nissan memutuskan keluar dan mengakhiri rencana kerja sama senilai lebih dari 60 miliar dolar AS dengan Honda untuk akan menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia, mengalahkan BYD dari China.
Nissan tak menjelaskan alasan mengapa pihaknya mundur dari rencana merger itu, namun menurut sumber yang mengetahui pembicaraan ini, negosiasi antara Nissan dan Honda mengalami hambatan akibat perbedaan visi yang semakin besar.
Honda disebutkan ingin menjadikan Nissan sebagai anak perusahaan di bawah arahan Honda, suatu skenario yang tidak sesuai dengan konsep awal merger yang diusulkan sebagai kesepakatan antara dua pihak yang setara.
“Honda telah menjajaki kemungkinan menjadi anak perusahaan Nissan, sebuah ide yang ditentang keras oleh Nissan,” kata surat kabar lokal, Asahi Shimbun yang dikutip dari CAN.
Hal serupa juga dilontarkan Christopher Richter, analis otomotif dari CLSA. Ia mengatakan bahwa isu kendali kepemimpinan menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan gagalnya merger ini.
Baca juga: Honda dan Nissan Merger, Bakal Jadi Raksasa Otomotif Terbesar Dengan Valuasi 54 Miliar Dolar AS
Menurutnya tanpa kendali penuh, Honda tampaknya lebih memilih untuk menarik diri dari perjanjian kerjasama itu. Terlebih saat ini bisnis Nissan di Meksiko tengah menghadapi tekanan akibat adanya kebijakan tarif impor kendaraan yang diwacanakan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Hal itu yang membuat Honda ragu untuk melanjutkan merger, apabila Nissan yang sedang berjuang menjalankan rencana pemulihan bisnisnya tidak mau dijadikan sebagai anak perusahaan di bawah arahan Honda.
"Honda, dengan nilai pasar hampir lima kali lebih besar dari Nissan, semakin khawatir tentang kemajuan saingannya yang lebih kecil dalam rencana pemulihan," kata sumber lainnya.
Baca juga: Integrasi Bisnis Honda Nissan Juni 2025, Perusahaan Induk Agustus 2026 dan Mitsubishi Bergabung
Imbas batalnya rencana merger ini, saham Nissan dilaporkan anjlok lebih dari 4 persen sebelum perdagangan dihentikan sementara oleh Bursa Efek Tokyo.
Sebaliknya saham Honda justru ditutup naik lebih dari 8 persen, sebagai tanda kelegaan investor bahwa kesepakatan itu akan dibatalkan.
Tak hanya itu batalnya merger kedua pabrikan mobil besar Jepang itu membuat Nissan menjadi pihak yang paling dirugikan. Ini karena, Nissan belum pernah pulih sepenuhnya setelah krisis yang melanda perusahaan karena dipicu oleh penangkapan dan pemecatan mantan petinggi Carlos Ghosn pada tahun 2018.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.