Tesla Diboikot, Ratusan Ribu Warga Jerman Ogah Beli Mobil Listrik Besutan Elon Musk
Penjualan Tesla di Jerman selama Januari dan Februari turun sebesar 70,6 persen, berbanding terbalik dengan penjualan Tesla pada periode 2024.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, BERLIN – Penjualan mobil listrik Tesla di Jerman dilaporkan anjlok, usai 94 persen atau lebih dari 100.000 warga Jerman melakukan aksi boikot, mengatakan bahwa mereka tidak tertarik membeli mobil Tesla.
“Hasil survei yang melibatkan lebih dari 100.000 warga Jerman menunjukkan 94 persen responden menyatakan tidak akan membeli mobil listrik Tesla, Boikot ini memperburuk situasi perusahaan yang sudah mengalami penurunan penjualan di Eropa,” ujar laporan lembaga survei T-Online.
Imbas aksi boikot ini, penjualan Tesla di Jerman selama Januari dan Februari turun sebesar 70,6 persen, berbanding terbalik dengan penjualan Tesla pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca juga: Tesla Ajak Baidu Ciptakan Mobil Listrik Full Self Driving
Hal ini membuat perusahaan besutan Elon Musk itu harus berjuang lebih keras untuk mempertahankan relevansi di pasar yang kompetitif.
Mengutip dari Euro Weekly, ada sejumlah faktor yang membuat penjualan Tesla terus mencatatkan penurunan tajam di pasar Jerman, termasuk meningkatnya persaingan kendaraan listrik.
Terlebih banyak produsen mobil Eropa besar, seperti Volkswagen, BMW, dan Mercedes-Benz, mulai berlomba memperkenalkan mobil listrik mereka sendiri dengan desain yang lebih canggih dan fitur yang lebih lengkap.
Selain menawarkan pengalaman yang lebih familiar bagi konsumen, mobil-mobil ini sering kali lebih sesuai dengan selera pasar Eropa, persaingan inilah yang membuat mobil listrik Tesla tak dilirik masyarakat Jerman.
Citra Tesla Di Jerman di Cap Buruk
Lebih lanjut alasan utama penjualan Tesla anjlok disebabkan oleh meningkatnya publisitas negatif buntut campur tangan CEO Tesla Elon Musk dalam pemilihan lokal dan mempromosikan partai AfD yang berhaluan kanan ekstrim.
CEO Tesla itu secara terbuka mendukung partai sayap kanan extrem, AfD (Alternative für Deutschland), yang hanya didukung oleh 20 persen pemilih di negara tersebut.
Hal ini sontak memicu gelombang penolakan terhadap Tesla. Tak sampai disitu, Elon Musk bahkan turut diselidiki otoritas Eropa atas keterlibatannya dalam politik. Reputasinya semakin buruk setelah beberapa kali tertangkap melakukan salam "Sieg Heil" (salam yang digunakan oleh Nazi Jerman) di acara pelantikan Donald Trump serta mengunggah pernyataan yang dianggap mendukung ideologi fasis dan Nazi.
Tindakan ini lantas membuat banyak warga Jerman kecewa dan kehilangan kepercayaan terhadap Tesla.
Apabila penjualan Tesla terus mencatatkan penurunan, maka saham kendaraan otomotif ini akan ikut menyusut dan membuat harta kekayaan miliarder kondang asal AS, Elon Musk amblas jadi 335,2 miliar dolar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.