Selamat Jalan Mas Becky
Instalasi bantuan pernafasan serta alat pacu jantung juga berusaha dikerahkan untuk memulihkan kondisi beliau.
Penulis: Agung Budi Santoso
Editor: Hendra Gunawan
"Mohon doa, Mas Becky sakit, sekarang sedang tak sadarkan diri ..." Sepenggal kalimat itu mengagetkan grup WhatsApp internal Tribun Network pada Sabtu 2 Desember 2023 petang.
Seketika semua anggota grup WhatsApp syok mendengar kabar Achmad Subechi atau biasa disapa Mas Becky tiba-tiba dikabarkan jatuh sakit dan tak sadarkan diri. Kabar berikutnya bergulir: Mas Becky dilarikan ke Rumah Sakit Sari Asih di Ciputat Tangerang Selatan, Banten, kondisi masih tak sadarkan diri.
Selang infus menancap di tangan. Instalasi bantuan pernafasan serta alat pacu jantung juga berusaha dikerahkan untuk memulihkan kondisi beliau.
Seiring dengan semua usaha tim medis, doa bermunculan, berharap Mas Becky segera melewati masa-masa kritis. Kawan-kawan redaksi Tribun Network satu persatu bergegas menjenguk Mas Becky di Rumah Sakit Sari Asih sambil terus berdoa penuh harap. Harapannya, tentu agar Sang Khalik Yang Maha Penyayang memberikan kesembuhan kepada beliau.
Kunjungan dari kerabat dan sahabat ke rumah sakit tempat beliau dirawat intensif berlangsung tiada henti hingga larut malam. Namun semua doa dan harapan akhirnya harus menyerah pada ketentuan Takdir Ilahi. Terasa waktu berjalan begitu cepat. Sabtu petang Mas Becky dikabarkan tak sadarkan diri, Minggu dini hari 3 Desember 2023 pukul 02.44 WIB muncul berita yang sangat mengagetkan!
Mas Becky meninggal dunia! Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Keluarga pun bergegas mengabarkan berita duka.
"Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah meninggal dunia, ayah, suami, kakak, adik kami yang bernama Achmad Subechi pada pukul 02.44 WIB di RS Sari Asih Ciputat. Mohon dimaafkan jika semasa hidup beliau memiliki masalah, baik perkataan maupun perbuatan yg tidak berkenan dihati bapak/ibu sekalian.
Narasi duka dan permintaan maaf keluarga untuk kebaikan almarhum seketika disambut doa dan air mata duka cita. Minggu pagi 3 Desember 2023 siang, Mas Becky akhirnya dimakamkan di TPU Vila Dago Tol, Tangerang Selatan Banten. Semerbak warna warni bunga yang ditaburkan ikut mengiringi kepergian almarhum menghadap Allah SWT.
"Selamat jalan Mas Becky, Insya Allah husnul khotimah, tenanglah dalam keabadian," doa Yulis Sulistyawan, GM Content Tribunnews.com sembari menabur bunga di pusara.
Riwayat Karier
Mas Becky, panggilan akrabnya, tak lain adalah Achmad Subechi. Mengawali karier jurnalisnya sebagai wartawan Harian Memorandum. Karier wartawannya berlanjut ke koran mingguan Surya di awal tahun 1990-an. Achmad Subechi ikut membesarkan Mingguan Surya yang berubah format menjadi koran harian (Harian Surya) yang terbit di Surabaya.
Karena ketangguhannya dalam liputan lapangan, tahun 1996 Direktur Utama Harian Surya Bapak Herman Darmo menugasi Achmad Subechi pindah tugas liputan di Jakarta dan sekitarnya. Baru setahun di Jakarta, di tahun 1997 berhembus krisis moneter yang menjadi awal penyebab goyahnya kekuasaan rezim Orde Baru Presiden Soeharto. Achmad Subechi mengawal ketat berita-berita demonstrasi mahasiswa menumbangkan rezim Soeharto.
Hari-harinya tiada lelah melakukan liputan lapangan, di bawah desingan peluru dan tembakan di tengah huru-hara politik dan kerusuhan Mei 1998. Ancaman nyawa melayang tak dihiraukan ayah dari tiga anak: Buyung, Rizal dan Ina, demi tugas jurnalistik.
Termasuk liputan Insiden Trisakti dan Insiden Semanggi, hingga pengepungan markas DPR MPR RI tahun 1998 oleh ribuan mahasiswa. Momen kejatuhan Soeharto dan berganti ke Era Reformasi mendorong Achmad Subechi mendirikan Tabloid Politik Bangkit bersama Dahlan Dahi (kini Direktur Digital KG Media) dan Uki M Kurdi (almarhum).
Karier Achmad Subechi berlanjut menjadi Kepala Biro Persda (Persda Daerah), jaringan koran daerah Kompas Gramedia yang kini bernama Tribun Network. Karier Achmad Subechi kemudian selanjutnya menjadi Pemimpin Redaksi Kompas.com. Setelah itu dipercaya menjadi Pemimpin Redaksi Harian Warta Kota dan Warta Kota Online .
Duka mendalam Sahabat
Di mata rekan-rekan redaksi, almarhum Achmad Subechi bukan sekedar sahabat, juga teman curhat yang asyik sekaligus berbagi llmu. Dahlan Dahi, Direktur Digital Kompas Gramedia dan CEO Tribun Network, menganggap Mas Becky itu guru yang sudah banyak memberikan keteladanan. Ia melepas kepergian Mas Becky dengan duka mendalam. Dahlan Dahi mengulas banyak kenangan tak terlupakan tentang sosok almarhum di hari-hari terakhir sebelum kepergiannya.
Berikut ungkapan duka dan kenangan Dahlan Dahi tentang sosok Achmad Subechi:
Mas Bec
Ikut berduka cita yang mendalam.
Mas Bec guru yg baik. Juga sabar. Rendah hati.
Anaknya tiga. Dua laki-laki, sudah bekerja. Sudah mandiri.
Anak terakhir beliau, Ina, masih kuliah.
Sebelum pensiun, sekitar 2 bulan, Mas Bec tidak bisa lagi ngantor.
Beliau vertigo. Penyakit ini seperti badai. Kadang ada kadang hilang.
Jika serangan datang, Mas Bec gak bisa berdiri. Kepala serasa berputar. Muntah dan jatuh kalau dipaksakan berdiri.
Kalau serangan tidak ada, Mas Bec santai, tertawa, seperti tidak sedang sakit.
Kemarin badainya naik kelas. Menjadi stroke. Mas Bec tidak sadarkan diri. Sampai meninggal.
Mas Bec telah pergi, ada warisan yang beliau tinggalkan untuk Tribun.
Warisan berupa nilai dan keteladanan.
Mas Bec percaya bahwa hanya dengan integritas tinggi, wartawan punya martabat.
Nilai kedua yang menonjol: Menjadi pemimpin adalah menjadi pemimpin dalam kesederhanaan.
Ia bahkan kadang terlalu humble.
Ketiga, bagilah ilmu. Bagilah pengalaman dan pengetahuan kepada wartawan-wartawan muda. Bangun karakternya. Bangun integritas dan semangat kerja kerasnya. Bangun rasa rendah hati.
Selamat jalan Mas Bec. Semoga warisanmu abadi. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu kuat dan tegar.
Semoga segala amal ibadahmu diterima di sisi Allah SWT. Amiin ya rabbal alamiin ...