Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Ray Rangkuti: Masyarakat tak Butuh Sekadar Visi-Misi tapi Aksi

Capres, caleg, maupun calon kepala daerah, diminta tidak sekadar menjual visi-misi.

zoom-in Ray Rangkuti: Masyarakat tak Butuh Sekadar Visi-Misi  tapi Aksi
/henry lopulalan
Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti (tengah) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden, calon anggota legislatif, maupun calon kepala daerah, diminta harus lebih kreatif dan tidak sekadar menjual visi-misi yang brilian, untuk bisa memenangkan hati rakyatnya.

Pasalnya, masyarakat Indonesia sudah lebih pintar untuk memilah janji-janji palsu politikus. Rakyat lebih menghargai calon-calon yang bersih dan mau beraksi langsung.

Penilaian tersebut, diutarakan Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti dalam acara pemaparan hasil riset Solidaritas Rakyat Peduli Indonesia (Sorpindo) mengenai Partai Politik Terkorup di Indonesia, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (24/11/2013).

"Ada caleg yang mengeluh kepada saya, sekarang masyarakat sudah tidak lagi mau dengar visi-misi. Saya bilang, masyarakat bukannya tidak lagi mau dengar, tapi mereka lebih menghargai calon yang langsung beraksi," katanya.

Fenomena di jaman kiwari, kata Ray, kalau ada partai politik yang terjerat kasus korupsi, maka partai tersebut akan kehilangan dukungan dari sebagian masyarakat.

Ray mengatakan, partai yang banyak mengeluarkan dananya untuk membantu masyarakat secara langsung, juga belum tentu dipilih. Bahkan, oknum partai yang membeli dukungan masyarakat juga belum tentu dipilih kalau reputasinya tidak bersih dan dianggap tidak turun langsung ke masyarakat.

Berita Rekomendasi

Menurut Ray, contoh terbaik dari hal itu adalah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Popularitas Ical yang banyak menghabiskan dana untuk beriklan di berbagai media naik, tapi elektabilitasnya stagnan.

Pun demikian halnya penyanyi dangdut Rhoma Irama, yang ingin maju menjadi calon presiden. Menurut Ray, "raja dangdut" itu sama seperti Ical. "Popularitasnya sangat tinggi menurut berbagai survrei, namun elektabilitasnya sangat rendah," tukasnya.

Contoh ideal memenangkan hati masyarakat kata Ray bisa dilihat dari Gubernur DKI Jakarta Joko "Jokowi" Widodo. Ia menganggap visi-misi Jokowi tidak ada yang istimewa, tapi karena figurnya yang bersih dan mau kerja keras, maka masyarakat jatuh hati.

"Pak Jokowi contohnya visi-misinya biasa-biasa saja. Tidak menjelaskan apa bisa menjelaskan Indonesia 40-60 tahun kedepan. Kenapa elektabilitasnya tinggi ? orang lihat figur dia bersih dan jujur," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas