TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bekasi menerima belasan ribu kotak suara untuk keperluan Pemilu Legislatif 2014.

Berbeda dengan periode sebelumnya, kotak suara kali ini terbuat dari bahan kardus.

Komisioner KPU Kota Bekasi Divisi Logistik, Kanti Prayoga mengatakan, jumlah kotak suara yang diterima Kamis (26/12) lalu itu merupakan logistik dari hasil pengadaan baru di tahun 2013.

"Jumlah kotak suara baru yang diterima 12.033. Kebutuhan kotak suara seluruhnya empat kali jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS, yaitu 4 kali 4.687 TPS atau total 18.748. Sisanya masih menggunakan kotak suara yang lama," terangnya, Minggu (29/12).

Menurut Kanti, bahan baku kotak suara hasil pengadaan baru itu terbuat dari kardus dengan ketebalan sekitar 6 milimeter, dan memiliki ukuran serupa dengan kotak suara lama yang terbuat dari lembaran seng, yaitu tinggi 50 centimeter, dan lebar 40 centimeter.

"Kotak suara yang baru ini, konsepnya hanya untuk satu tahun penyelenggaraan Pemilu. Kotak suara yang lama problemnya ada di pemeliharaan dan pembukuan," ujarnya.

Selain kotak suara, beberapa item logistik Pemilu hasil pengadaan tahun 2013 adalah bilik suara, sampul surat, dan alat kelengkapan TPS.

Sementara surat suara, tinta, dan formulir baru akan diperoleh dari hasil pengadaan tahun 2014.

Problem Penyimpanan Kanti mengakui, KPU Kota Bekasi mengalami kendala penyimpanan logistik Pemilu, karena gudang yang ada di Sekretariat KPU Kota Bekasi, Jalan Ir H Juanda, terbatas kapasitasnya. Padahal, distribusi logistik Pemilu itu masih lama.

Kotak suara misalnya, dijadwalkan baru akan didistribusikan ke wilayah kecamatan-kelurahan pada Maret 2014 mendatang.

Artinya masih ada waktu tiga bulan bagi penyimpanan logistik Pemilu itu.

"Tapi karena barangnya sudah datang, ya harus segera diamankan. Kami terpaksa pinjam gudang milik Pemkot Bekasi di Gedung Pramuka, Jalan H Agus Salim depan SMP Negeri 1," ujarnya.

Kanti juga mengakui, kotak suara yang terbuat dari kardus rentan mengalami kerusakan.

Apalagi cuaca yang kerap hujan bisa menjadi kendala dalam penyimpanan maupun saat penggunaannya.

"Kami upayakan untuk menjaganya sampai waktunya digunakan," pungkasnya. (Ichwan Chasani)