Niat Mundur Tri Rismaharini: Survei 'Pasar' Karena Digoda Gerindra?
Niat Mundur Tri Rismaharini dinilai sebagai manuver politik untuk mengatahui tingkat elektabilitas. Ada godaan berpasangan dengan Prabowo?
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Arif Wibowo, meminta agar Partai Gerindra tidak ikut campur dalam urusan partainya. Hal ini menyusul wacana yang berkembang soal duet Prabowo-Risma untuk maju dalam pemilihan Presiden 2014.
Arif menduga isu mundurnya Risma ditunggangi oleh pihak lain yang mencari untung. Ia menyiratkan, ada godaan yang datang ke Risma jelang Pemilu mendatang.
"Kami ingatkan untuk tidak campuri urusan PDI-P. Ini biasa dalam politik," ujar Arif di Kompleks Parlemen, Selasa (18/2/2014).
Arif menyatakan PDI-P akan terus menjaga Risma tetap bertahapan pada jabatannya hingga akhir masa jabatan. Arif menjelaskan Risma masih dibutuhkan masyarakat Surabaya. Oleh karena itu, Risma diminta fokus bekerja daripada mengurusi polemik politik yang ada.
"Kami jaga agar dia tetap menjalankan tugas dan kewajiban dengan benar," ucap Arif.
Adapun Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Suko Widodo menilai isu mundurnya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dinilai tak lebih dari sekadar manuver politik.
Wali Kota perempuan itu dinilai ingin 'check sound' atau 'menyurvei pasar' yang bertujuan ingin mengetahui sejauh mana respons masyarakat terhadap dirinya menjelang pemilu.
"Buktinya sampai saat ini masih bekerja dan masih duduk di kursi Wali Kota Surabaya," katanya, Selasa (18/2/2014).
Menurut Suko, isu mundur itu bisa jadi merupakan cara untuk mengetahui reaksi publik terhadap popularitas sekaligus elektabilitas Risma. Isu mundur itu, kata Suko, sengaja dilempar oleh pihak tertentu untuk mengukur posisi tawar Wali Kota yang diusung PDI-P di mata parpol lain.
"Karena sudah rahasia umum bahwa Risma akan dicapres atau dicawapreskan pada pemilu nanti," tambah Suko.
Wakil Sekretaris Jenderal PDI-P, Ahmad Basarah menuturkan partainya sudah jauh hari mendeteksi adanya skenario partai lain yang berusaha mengacaukan kondisi internal PDI-P. Setelah itu, partai-partai lain ini kemudian merekrut para kepala daerah berprestasi dari PDI-P.
"Ada skenario partai politik tertentu mendorong konflik di PDI-P. Ketika berkonflik dan salah satu pihak dirugikan, maka akan diambil parpol tertentu. Kami sudah identifikasi hal ini," ujar Basarah.
Anggota Komisi III DPR itu menjelaskan partainya percaya semua kader PDI-P menjaga konsistensi dan loyalitas dalam menjalankan tugasnya dari partai. Basarah menuturkan partainya akan menjaga para kadernya itu agar tidak terganggu kerjanya di tingkat eksekutif.
Nama Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini diwacanakan oleh DPD Partai Gerindra Jawa Timur sebagai calon Wakil Presiden pendampingi Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Nama Risma diyakini akan mampu dibawa ke tingkat nasional menyaingi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo.
Pasangan Prabowo-Risma dianggap akan menjadi pasangan ideal yang memiliki kekuatan tersendiri dalam memimpin negara, mengingat latar belakang keduanya yang berbeda. Prabowo dari kalangan militer dan politisi, sementara Risma murni dari birokrat.