TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Modal memang bukan satu-satunya jalan menggapai impian.

Para caleg itu, sudah mendengar kisah sukses caleg-caleg miskin pada pemilu-pemilu sebelumnya.

Satu di antaranya kisah sukses laleg miskin adalah, seorang pemulung bernama I Wayan Dendra.

Dendra lolos ke DPRD Kabupaten Sidoarjo periode 2009-2014, dari Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat). Kini, ia berjuang menjadi caleg DPR-RI dari dapil Surabaya dan Sidoarjo.

"Sebenarnya semua orang berpeluang untuk menjadi anggota dewan. Selama itu memang sudah digariskan oleh Tuhan, maka meskipun modal mereka minim, tetapi bisa juga mengalahkan caleg-caleg lain yang modal kampanyenya besar," kata Wayan saat ditemui di kediamannya, Selasa (4/3/2014).

Sementara Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, keberadaan caleg dari latar belakang masyarakat biasa tidak bisa dihindari di era demokrasi terbuka.

Pasalnya, menjadi caleg merupakan hak asasi yang dilindungi undang-undang tanpa melihat latar belakang ekonomi dan status sosial.

"Kita tidak pernah mendramatisasi sosok untuk mendulang suara. Partai kami membuka peluang kepada kader yang memiliki loyalitas, kapasitas dan kapabilitas, untuk maju sebagai caleg tanpa perlu melihat status sosial dan ekonominya," kata Awi, sapaan Adi Sutarwijono. (ben/idl/dim/st36)