IATI: Penghitungan Suara Pemilu Secara Manual Rentan Salah
Hari S Noegroho mengatakan, data perolehan suara pada pemilihan umum rentan diubah secara manipulatif.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI) Hari S Noegroho mengatakan, data perolehan suara pada pemilihan umum rentan diubah secara manipulatif.
Hari juga mengatakan, data penting seperti itu juga bisa berubah dikarenakan kesalahan operator.
Dalam diskusi Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), "Mengintip Kerentanan IT Pemilu 2014," di hotel Luansa, Jakarta Selatan, Kamis (6/3/2014), Hari menyebutkan pada pemilu 2004, data perolehan suara dari tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) tidak mengalami permasalahan.
"Tapi ketika sampai (data) di tingkat kabupaten, angkanya berubah," ujarnya.
Hal itu, diketahui setelah membandingkan data rekapitulasi manual, dengan data yang diproses melalui TI.
Ia mengatakan, salah satu faktor penyebab perbedaan data antara yang diperoleh melalui sistem TI dengan sistem manual, adalah sistem manual yang rentan dengan kesalahan manusia.
Menurutnya, bisa saja sang petugas pemilu salah membaca angka 6 menjadi angka 0, atau angka 7 menjadi angka 1. Namun, hal itu tidak akan terjadi jika menggunakan TI.
Sayangnya, di Indonesia orang belum bisa percaya sepenuhnya dengan TI. Masyarakat, kaya dia, masih percaya TI itu merupakan hal yang sulit dimengerti dan rawan direkayasa.
Padahal, Indonesia memiliki Undang-Undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang mengharuskan setiap sistem bisa diaudit.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.