Kampanye Simpatik Jadi Favorit Caleg
Kampanye simpatik terus menjadi pilihan favorit para calon wakil rakyat. Selain lebih efektif, biayanya juga lebih murah.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kampanye simpatik terus menjadi pilihan favorit para calon wakil rakyat. Selain lebih efektif, biayanya juga lebih murah.
Dengan latar belakang jumlah penderita kanker serviks atau kanker leher rahim di Indonesia semakin tinggi, calon anggota legislatif dari Partai NasDem untuk Dapil Jawa Tengah V, Eva Yuliana, mengusung kampanye simpatik dengan mengadakan penyuluhan dan pengobatan gratis tentang kanker serviks.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) tiap tahun sekitar 15.000 kasus kanker serviks ditemukan di Indonesia. Indonesia menjadi salah satu negara dengan jumlah kasus kanker serviks tertinggi di dunia.
"Tujuan kegiatan ini bukan saja untuk mengejar target supaya masyarakat memilih saya. Tapi memang diharapkan kegiatan ini diharapkan bisa memberikan manfaat kepada perempuan sehingga mereka tahu bagaimana harus peduli dengan alat reproduksinya. Kampanye seperti ini jauh lebih bermanfaat, kalaupun mereka memilih saya. itu karena mereka tahu saya bisa memberikan manfaat untuk masyarakat,” ujar Eva dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/3/2014).
Eva menambahkan, banyak perempuan yang masih tidak peduli dengan kesehatan rahimnya. Padahal dari rahim perempuanlah lahir penerus bangsa ini. Jika rahim seorang ibu sehat, maka anak-anak bangsa yang akan dilahirkan adalah generasi yang berkualitas.
Pakar kandungan Tonny Soemartono Moerdijat mengatakan penyebab kanker adalah Human Pailoma Virus (HPV) yang menyebabkan infeksi di rahim.
“Ini merupakan penyakit menular seksual yang paling sering dialami perempuan di dunia pada rentang usia 20 hingga 30 tahun. Biasanya ini tertular karena hubungan seksual pada usia muda atau sering berganti-ganti pasangan dan kurang menjaga kebersihan daerah kelamin,” ujarnya.
Tonny Soemartono menambahkan, untuk melakukan pencegahan kanker serviks di Indonesia dilakukan dengan metode deteksi dini Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Metode ini sangat efektif dan murah. Metode ini biasa digunakan di negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tinggi dan tidak mempunyai anngaran yang besar untuk pencegahannya.
Sementara Caleg DPR RI Partai Golkar Dapil DKI Jakarta I, Muhammad Fahreza Sinambela mengatakan dirinya lebih senang melakukan kampanye simpatik.
“Saya kampanye simpatik dengan mengratiskan 100 gelas teh, 100 gelas kopi, dan makanan ringan seperti gorengan di Kebon Pala, Kampung Melayu. Ini saya gratiskan saat ada bazaar atau pasar malam di daerah Kebon Pala dengan tujuan untuk memperkenalkan diri kepada pemilih atau masyarakat,” ungkapnya.
Reza menambahkan, kampanye simpatik ini bisa dibilang sangat efektif karena bersentuhan langsung dengan masyarakat dan mendatangi keluarga besar juga tokoh masyarakat.
"Jika dibilang efektif iya, tapi ukuran efektif adalah hasil pemilu nanti. Saat ini masyarakat tidak percaya lagi dengan gambar-gambar baliho, poster, mereka semakin pintar mala lebih efektif dengan bertatap muka langsung," kata mantan wartawan dari salah satu televisi nasional ini.