Model Kampanye Parpol 2014 Dinilai Kuno
Ikrar mengatakan, pola saling serang yang dilancarkan parpol selama sepekan kampanye berjalan, tak mencerdaskan.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Model kampanye partai-partai politik pada Pemilu 2014 ini kuno. Sebab, masih mengandalkan pengerahan massa. Hal tersebut dikatakan pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ikrar Nusa Bakti.
Model ini, menurutnya, hanya menyisakan euforia sesaat. Selain itu, Ikrar mengatakan, pola saling serang yang dilancarkan partai politik selama sepekan kampanye berjalan, tak mencerdaskan.
"Kenapa harus saling serang pribadi sampai menjelek-jelekan. Seharusnya masa kampanye, parpol atau tokoh-tokoh parpol lebih kepada adu program atau adu gagasan," kata Ikrar, saat dihubungi, Senin (24/3/2014) pagi.
Ia menanggapi, adanya serangan secara personal terhadap tokoh mau pun bakal calon presiden. Terutama, menurutnya, serangan yang ditujukan pada bakal calon presiden PDI Perjuangan, Joko Widodo.
Jika menganggap Jokowi sebagai lawan berat, seharusnya dijawab dengan adu gagasan, dan tidak menyerangnya secara pribadi.
"Banyak yang bilang Jokowi dicukongi pengusaha Tionghoa. Hal ini kan seharusnya nggak dibicarakan saat kampanye. Indonesia kan negara kebangsaan," katanya.
Selain serangan terhadap Jokowi, Ikrar juga menyayangkan beredarnya video bakal capres Golkar, Aburizal Bakrie, bersama dua kakak beradik, Marcella dan Olivia Zalianty, ke Maladewa. Ia mensinyalir, ini bagian dari kampanye hitam yang menyerang pribadi Ical.
Ikrar mengatakan, sudah saatnya kampanye di Indonesia lebih fokus pada pemanfaatan media, seperti yang berlangsung di Inggris dan Amerika Serikat.
Seperti diberitakan, masa kampanye pemilihan legislatif telah berlangsung sejak 16 Maret lalu hingga 5 April mendatang.(Febrian)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.