Siap-siap! Pemilu 2014 Bakal Diberondong Kampanye Hitam
Efek dari black campaign akan beragam Jika bisa mengatasinya dengan baik, justru akan menguntungkan.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kampanye hitam alias black campaign diprediksi akan terus terjadi hingga Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. Dan, strategi tersebut dinilai wajar dilakukan saat pemilu. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Pol Tracking Hanta Yudha.
"Dalam kontestasi politik black campaign jamak dilakukan. Kandidat politik harus sangat berhati-hati karena black campaign sangat mungkin menyerang yang bersangkutan. Jadi saya kira para pejabat publik harus hati-hati betul," kata Hanta, saat dihubungi, Senin (24/3/2014) pagi.
Efek dari black campaign itu sendiri, menurut Hanta, akan beragam Jika bisa mengatasinya dengan baik, justru akan menguntungkan. "Kalau itu bisa diklarifikasi dengan baik, dan bisa dibuktikan itu bagian dari fitnah, maka yang bersangkutan akan terhindar dari black campaign. Bahkan bisa terbantu karena mendapat simpati dari masyarakat," ujar Hanta.
Namun, jika tidak, bisa menghancurkan citra yang diserang. "Tapi kalau semakin dibuka ternyata itu terbukti benar, yang bersangkutan tidak bisa membuktikan kalau itu fitnah, pemberitaan media masif sampai respon masyarakat juga masif, ya tentu bisa rusak citra dia," tambahnya.
Beberapa hari terakhir, bakal calon presiden Partai Golkar ramai diberitakan karena beredarnya sebuah video. Dalam video tersebut, Aburizal bersama anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Golkar dan kakak beradik Marcella-Olivia berada dalam pesawat ke Kepulauan Maladewa.
Dalam video berdurasi 3 menit 22 detik itu juga terekam Olivia sedang menunjukkan keindahan Kepulauan Maladewa sambil memeluk boneka Teddy Bear dan Marcella yang terekam sedang bermain di sebuah yakuzi dengan pakaian tanpa lengan.
Hanta menilai, video tersebut tidak akan memengaruhi Golkar. "Kalau dampak terhadap Golkar tidak signifikan karena Golkar ini kan bukan partai yang mengandalkan seorang tokoh, bahkan ketua umumnya sekali pun," kata Hanta.
Namun bagi Aburizal, menurut Hanta, ada kemungkinan video tersebut merusak elektabilitasnya. "Apalagi kalau terus menerus diberitakan secara masif oleh media seperti ini, lalu respon masyarakat juga tinggi," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.