Berebut Suara Anak Muda
Partisipasi pemilih pada pemilihan legislatif terus melorot. Partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 sempat mencapai 93,33 persen.
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partisipasi pemilih pada pemilihan legislatif terus melorot. Partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 sempat mencapai 93,33 persen. Lima tahun berselang, angka pemilih anjlog menjadi 84,9 persen dan pada Pemilu 2009 terjun menjadi 70,99 persen.
Partisipasi pemilih ini ditengarai akan turun pada Pemilu 2014 mendatang. Prediksi optimis Lingkaran Survei Indonesia (LSI), partisipasi pemilih akan berada pada angka 60 persen. Sementara di pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU), komisioner menargetkan tingkat partisipasi pemilih 75 persen. Angka ini sesuai target pembangunan. Dari sekitar 236 juta penduduk Indonesia, kemungkinan calon pemilih Pemilu 2014 adalah 191 juta orang.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif pun prihatin. Ia mengimbau anak muda untuk tidak bersikap apatis pada Pemilu 2014. "Kalau kita lihat semangat kegairahan pemilu sangat rendah. Tapi kita harus berpikir panjang," kata Syafii saat berdiskusi di KPK, Jakarta, Rabu (19/3/2014) lalu.
Ia menjelaskan, demokrasi memang melelahkan. Namun, demokrasi adalah pilihan untuk membawa Indonesia lebih baik. "Karena kita memilih demokrasi, kita harus ikut. Walaupun sebal, marah kita harus ikut," imbuhnya. "Kalau anak-anak muda sekarang sudah apatis. Saya rasa keadaan akan semakin memburuk."
Kendati diprediksi pemilih akan melorot, persaingan Pemilu Legislatif 2014 berlangsung ketat. Sekitar 6.000 orang berebut 560 kursi DPR. Presenter Charles Bonar Sirait yang terdaftar sebagai caleg perwakilan Jakarta Timur dari Partai Golkar mengaku, mengatur siasat demi mendapatkan satu kursi di Senayan.
"Kita diberi waktu panjang oleh KPU. Tapi, pertemuan dengan jumlah besar hanya bisa dilakukan di hari Sabtu dan Minggu karena pemilih libur di hari itu. Jadi saya dan tim berhitung betul soal strategi," ujar Charles Bonar Sirait saat ditemui di CBS Indonesia, Jakarta, Senin (24/3/2014).
Menurutnya, pada Pemilu sebelumnya caleg hanya membutuhkan suara sekitar 40 ribu untuk satu kursi. Namun, saat ini dengan jumlah partai yang menyusut, untuk mendapatkan satu kursi di Senayan, dirinya membutuhkan minimal sekitar 150 ribu suara. "Persaingan memang ketat sekali," ungkapnya.
Pria kelahiran Jakarta, 19 Maret 1971 ini mengaku, memiliki cara jitu untuk merebut 150 ribu suara. Seperti apa cara jitu Charles memenangkan Pemilu 2014, yuk ikuti Tribun Live Chat pada Kamis (27/3/2014), pukul 15.00 WIB.