Jasmev Bicara Sosmed dan Jokowi
Metode kampanye konvensional dengan pengerahan massa mulai ditinggalkan. Kampanye melalui media sosial justru marak di Pemilu 2014.
Editor: Ade Mayasanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Metode kampanye konvensional dengan pengerahan massa mulai ditinggalkan. Kampanye melalui media sosial justru marak di Pemilu 2014. Pertarungan pun berpindah ruang.
Jasmev yang dibubarkan begitu Joko Widodo memenangi pemilihan gubernur, dihidupkan kembali. Langkah itu diambil setelah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Jokowi sebagai calon presiden.
Berbeda dari sebelumnya, Jasmev merubah nama menjadi Jokowi Advanced Media Social Volunteers. Nama Ahok yang sebelumnya ada, dihilangkan perhimpunan ini. Tujuan perhimpunan ini juga berbeda. Kini, mereka menjadi penyokong Jokowi menjadi presiden, dan mendorong PDIP menang dalam pemilihan legislatif.
Koordinator Jasmev, Kartika Djoemadi menegaskan, kehadiran Jasmev bukan untuk menyerang pihak lain. "Selama kampanye kebijakan kami tidak untuk menyerang lawan-lawan politik Jokowi. Kami itu mengklarifikasi tudingan-tudingan tentang Jokowi," katanya.
Menurutnya, tugas relawan Jasmev adalah menyebarkan informasi tentang prestasi-prestasi Jokowi ke dunia maya. Selain itu, relawan Jasmev juga bertugas untuk mengklarifikasi serangan-serangan ke Jokowi dengan jawaban yang santun.
Dunia sosial media memang seksi bila merujuk data Kementerian Komunikasi dan Informatika. Data yang terhimpun pada 2013, 63 juta orang Indonesia terkoneksi dengan layanan internet. Mereka yang terhubung di dunia maya ini mengakses media sosial. Tidak tanggung-tanggung, pengakses media sosial ini mencapai 95 persen.
Ingin tahu lebih detail perihal pendukung Jokowi di sosial media, ikuti Live Chat dengan Koordinator Jasmev, Kartika Djoemadi pada Kamis (3/4/2014), pukul 15.00.