Political Branding Bisa Angkat Elektabilitas Caleg Sampai 50 Persen
Ribuan orang berebut duduk menjadi wakil rakyat dalam pemilu legislatif pada 9 April mendatang
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan orang berebut duduk menjadi wakil rakyat dalam pemilu legislatif pada 9 April mendatang. Untuk merebut hati pemilih, berbagai cara pun dilakukan.
"Dalam era politik modern saat ini hal itu (promosi diri) menjadi penting," kata Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk dalam acara peluncuran buku 'Personal Branding' karya, Dewi Haroen, di Toko Buku Gramedia Matraman, Minggu (6/4/2014).
Menurutnya promosi diri atau personal branding para caleg berperan untuk mendulang suara, bahkan sampai 50 persen dapat menaikan elektabilitasnya di masyarakat.
Menurutnya, keuntungan juga diperoleh masyarakat memilih terhadap caleg yang melakukan promosi diri. Antara lain, masyarakat mudah menagih janji para caleg ketika sudah terpilih nantinya.
"Misal tokoh ini kuat di ekonomi kerakyatan dan nancap di komisi terkait, kalau nanti tak konsisten bisa ditagih janjinya," jelasnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, banyaknya caleg pada Pemilu 2014 membuat masyarakat bingung untuk menentukan pilihannya. Ditambah, caleg tersebut belum dikenal, baik secara pribadi, visi, dan misinya.
"Dari segi pengambilan keputusan, itu sulit. Misal Anda saya kasih mobil 5 merek, itu kan pasti pusing setengah mati memilihnya," kata Hamdi.
Dengan begitu banyaknya pilihan yang membuat bingung, lanjut Hamdi, alhasil masyarakat hanya berpedoman dengan partai politik. Sebab, secara psikologi masyarakat lebih mudah mengingat parpol ketimbang sosok.
"Paling gampang bagi pemilih itu mereka akan berpedoman pada partai," lanjutnya.