Tekan Angka Golput, Republik Aeng-aeng Bentangkan Poster di Bundaran HI
Lima orang anggota dari Republik Aeng-aeng dan Pasoepati melakukan aksi kampanye damai berupa pembentangan lima poster, Minggu
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima orang anggota dari Republik Aeng-aeng dan Pasoepati melakukan aksi kampanye damai berupa pembentangan lima poster, Minggu (6/3/2014) pagi di Bundaran HI.
Menurut Nuris, kordinator pelaksana acara kampanye damai ini tujuan dilakukanya yakni guna menekan angka golput pada pemilu 2014.
"Acara ini murni dari kami, Republik Aeng-aeng dan Pasoepati. Spanduk kami bikin sendiri. Kami mau ajak masyarakat untuk memilih pada 9 April 2014 nanti," ucap Nuris di Bundaran HI.
Diutarakan Nuris dengan adanya kampanye damai ini, diharapkan masyarakat menggunakan hak pilihnya pada 9 April nanti dan tentunya demi menekan angka golput.
"Kemajuan negeri ini ada dari pemilu, dan ini ditangan rakyat. Pemilu itu hajatan bangsa," tegas Nuris.
Nuris menambahkan acara ini juga digelar serentak di dua kota lainnya di Jawa Tengah yakni di Kota Solo, tepatnya di Jl Slamet Riyadi dan Klaten.
Dalam aksinya lima orang yang seluruhnya pria anggota dari Republik Aeng-Aeng dan Pasoepati sejak pukul 08.00 WIB tadi sudah berkumpul di Bundaran HI dan melakukan pembentangan spanduk kampanye damai.
Lima orang ini masing-masing memegang satu spanduk bertemakan pemilu damai sebagai bentuk ajakan bagi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.
Beberapa spanduk yang dibentangkan yakni bertuliskan "3 Hari Lagi Nyoblos", "Menang Ora Umuk, Kalah Ora Ngamuk, Stop Money Politic, dan Fair Play.
Usai membentangkan spanduk dan masyarakat banyak yang ingin foto bersama serta mengabadikan pesan spanduk
tersebut. Masing-masing spanduk diletakkan di kolam bundaran HI.
Untuk diketahui, MAYOR Haristanto merupakan Presiden Republik Aeng Aeng. Tahun 2000, Mayor menggagas lahirnya kelompok suporter sepak bola Solo, Pasoepati.
Republik Aeng Aeng disebut Mayor sebagai "negara" bagi ide-ide kreatifnya. Lewat wadah yang didirikannya itu dia terus berkreasi, mewujudkan hal-hal yang mungkin terdengar mustahil.
Stadion, lapangan, sawah, jalan, bahkan pasar menjadi tempatnya berkarya. Aeng Aeng sendiri bermakna nganeh-nganehi, unik yang positif.
Republik Aeng Aeng memang tak memiliki struktur dan tak punya anggaran dasar. Bukan yayasan atau pun paguyuban.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.