Tokoh Agama Sulut Ajak Mencoblos
Rabu (9/4/2014), sebanyak 1.875.934 pemilih di Sulawesi Utara bakal mendatangi 5.302 tempat pemungutan suara untuk memilih wakilnya di parlemen.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Hari ini, Rabu (9/4/2014), sebanyak 1.875.934 pemilih di Sulawesi Utara bakal mendatangi 5.302 tempat pemungutan suara untuk memilih wakil-wakilnya di parlemen.
Ada 12 partai politik di Sulawesi Utara yang mengikuti Pemilu 2014 ini. Mereka menyodorkan ribuan calon legislatif untuk berbagai tingkatan dewan.
Partai politik dan caleg akan memperebutkan suara rakyat untuk merengkuh 6 kursi di DPR RI, 45 kursi di DPRD Sulut dan 390 kursi yang tersebar di 15 DPRD Kabupaten dan Kota.
Kemudian ada 29 calon anggota DPD RI asal Sulut yang selama masa kampanye telah menyampaikan berbagai program kerja jika kelak terpilih. Dari 29 nama itu, hanya 4 yang berhak melenggang ke Gedung Senayan, Jakarta.
Di hajatan besar ini, para tokoh agama di Sulawesi Utara menyerukan agar warga menggunakan hak pilihnya, memilih partai politik, calon anggota legislatif dan calon anggota DPD RI sesuai pilihan diri masing-masing.
Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (BPMS GMIM), Pendeta HWB Sumakul, Selasa (8/4/2014), meminta seluruh warga GMIM menggunakan hak politiknya pada Pemilu 2014 ini. Sebab, dengan ikut memilih, warga GMIM telah ikut berpartisipasi aktif untuk membangun daerah, bangsa, dan negara menjadi lebih maju.
"Warga GMIM tak boleh golput, tapi harus memilih dengan hati nurani, bukan karena paksaan, diintimidasi, money politics, atau iming-iming apapun dari calon. Sebab, dengan memilih, artinya warga GMIM telah ikut membangun daerah, bangsa, dan negara," kata Sumakul didampingi Sekretaris BPMS GMIM Pdt Henry Runtuwene.
Selain meminta warga GMIM menggunakan hak politiknya, kepada caleg juga diharapkan Pdt Sumakul untuk siap menang dan siap kalah.
Terpilih ataupun tidak sebagai anggota DPRD, harus tetap melayani masyarakat dengan baik.
"Semua calon harus siap mental untuk menerima kemenangan ataupun jika nantinya kalah. Layanilah masyarakat dengan baik," ujarnya.
GMIM, akan terus menopang dan melakukan pendampingan serta penguatan bagi seluruh warganya baik yang akan memilih maupun menjadi calon, agar boleh menjadi garam dan terang dimanapun berada termasuk beraktivitas di dunia politik.
"Tugas gereja memang untuk menggembalakan dombanya, agar selalu kuat dan bisa menjadi saksi Kristus di tengah dunia ini," tukasnya.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia Sulawesi Utara, KH Abdul Wahab Abdul Gofur mengajak kepada seluruh umat Islam di Sulut harus menyukseskan Pemilu 2014. "Jangan ada yang Golput," tegasnya.
Dikatakan Wahab, pemilihan ini akan memilih pemimpin yang akan menjadi perwakilan rakyat, termasuk umat Muslim.
Selain itu dia mengingatkan agar umat Muslim menjauhi money politics, sebab hal itu akan merusak tatanan bernegara. Oleh karena itu jika ada yang memberikan uang, untuk memilih calon tertentu hal tersebut harus ditolak.
Terakhir dia berharap kerukunan antarumat beragama tetap dijaga, jangan sampai karena pemilihan ini, umat jadi terpecah-pecah.
Senada disampaikan Uskup Manado Mgr Joseph Suwatan bahwa memilih merupakan hak dan kewajiban seluruh umat.
Uskup meminta supaya orang merasa ikut bertanggung jawab untuk menentukan masa depan bangsa dan negara.
"Memilih sesuai hatinya. Harus mencari tahu siapa orang-orang yang akan kita pilih dan harus jujur. Kemudian harus orang yang berkualitas, kepribadian baik, jujur, integritas moral yang baik, orang yang takut akan Tuhan," ungkapnya.
Sementara itu, umat Hindu di Sulawesi Utara diminta untuk melakukan swadharma pada Pemilu 2014 ini. Ketua DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia Slutu, I Ketut Windra menjelaskan, pemilu adalah swadharma atau kewajiban sebagai warga negara untuk berpartisipasi dalam menggunakan hak suaranya.
"Lakukan dengan memilih yang terbaik buat bangsa dan negara. Ini sudah menjadi swadharma umat Hindu, ini wajib hukumnya," katanya.
Ia juga meminta agar umat Hindu tidak golput dan tidak terlibat politik uang. "Saya juga sudah mengimbau melalui Facebook dan SMS," katanya.
Terpisah, Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulut yang juga salah satu pimpinan Umat Konghucu di Sulut Sofyan Yosadi menyatakan kesuksesan pemilu menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk umat Konghucu. Ia pun mengajak semua umat Konghucu untuk menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya.
"Jangan sampai kita golput karena memilih dalam pemilu adalah kewajiban sebagai warga negara yang baik. Dan saya mengajak kita bersama-sama untuk menolak politik uang karena hal itu merendahkan harkat dan martabat manusia," ungkapnya.
Jemmy Binsar, Pimpinan Tempat Ibadah Klenteng Ban Hin Kiong pun mengajak semua umat Tridharma menggunakan hak pilih.
Menurutnya, pilihan warga sangat penting untuk mendukung caleg yang pantas menjadi wakil rakyat. "Jangan sampai salah pilih," katanya.
Sementara itu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulut telah mengeluarkan rekomendasi terkait Pemilu 2014.
Dalam surat edaran yang ditandatangani Ketua dan Sekretaris FKUB Sulut, Pdt Tedius Batasina STh dan H Amin Lasena itu, FKUB menyerukan agar warga menggunakan hak pilih dengan dengan cerdas, memilih para calon pemimpin yang jujur, adil, cerdas, profesional, berintegritas tinggi, relegius, berahlak mulia, tidak cacat moral, dan berwawasan kebangsaan.
FKUB juga menolak politik transaksional (politik uang), dalam bentuk apapun dan terus menjaga independensi dan netralitas lembaga. (war/erv/alp/dma/def/dit/ndo)