Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

SMRC: PKB Tidak Mungkin Capreskan Rhoma Irama

PKB pun memberi sinyal positif kepada PDIP yang mengajak bekerjasama. Oleh karena itu tidak heran kalau Rhoma dilupakan.

Editor: Rendy Sadikin
zoom-in SMRC: PKB Tidak Mungkin Capreskan Rhoma Irama
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Raja dangdut Rhoma Irama menghibur simpatisan saat kampanye nasional Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Lapangan pacuan kuda Pulomas, Jakarta Timur, Senin (24/3/2014). Kampanye Akbar ini dihadiri seluruh jajaran DPD PKB DKI Jakarta, Caleg DPR dan DPRD dari daerah pemilihan DKI Jakarta juga hadir dalam acara tersebut. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Riset Saiful Mujani Riset and Consulting (SMRC), Djayadi Hanan, menilai Partai Kebangkinan Bangsa (PKB) tidak mungkin akan mengusung Rhoma Irama sebagai calon presiden.

Kepada wartawan usai mengisi diskusi "Tiga Skenario Koalisi Capres Pilpres 2014," di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (13/4/2014), Djayadi mengatakan perolehan PKB pada pemilu legislatif (pileg) kemarin berdasarkan hasil hitung cepat diketahui hanya 9 persen. Lantaran tidak mungkin mengusung capres sendirian, PKB pun terpaksa berkoalisi.

Kemarin, calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko "Jokowi" Widodo juga sudah menemui Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau yang akrab dipanggil Cak Imin. PKB pun memberi sinyal positif kepada PDIP yang mengajak bekerja sama. Oleh karena itu tidak heran kalau Rhoma dilupakan.

"Dalam konteks capres, pemilih PKB saat ini mendukung Jokowi, jadi Rhoma Irama Efek tidak relevan lagi karena itu Rhoma (sudah) tidak diperhitungkan," katanya.

PKB sebelum pileg telah menetapkan tiga capres, selain Rhoma ada juga mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kala. Di antara tiga orang itu, banyak pihak yang menduga terdongkraknya elektabilitas PKB dibandingkan pemilu 2009 lalu faktor utamanya adalah Rhoma Irama atau "Rhoma Effect"

Rhoma, kata dia, berfungsi untuk menahan membawa penggemarnya ke PKB, sedangkan Mahfud berfungsi untuk menjaga suara warga Nahdlatul Ulama (NU), dan Jusuf Kala menjaga agar suara warga NU tidak lari ke Partai Golkar. Sedikit banyaknya, hal itu sudah terpenuhi, PKB sudah mendulang untung dari tiga tokoh itu.(Nurmulia Rekso Purnomo)

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas