Perpindahan Konsultan Politik Foke ke Jokowi Dikritisi
pekerjaan konsultan politik saat ini sama dengan pekerjaan konsultan marketing
Penulis: Danang Setiaji Prabowo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengkritisi sikap konsultan politik yang hanya mementingkan order ketimbang ideologi.
Hamdi mencontohkan Ipang Wahid yang pada pilkada DKI 2012 dikenal sebagai konsultan mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo (Foke), kini sudah menjadi konsultan PDIP dan Jokowi dalam pemilu 2014.
"Sebut saja misalnya yang terkenal, Ipang Wahid. Dari konsultan Foke ke konsultan PDIP dan Jokowi. Ini kan pertanyaan. Kalau jawaban pedagang, emang gue pikirin. Yang penting orderan," ujar Hamdi di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2014).
Menurutnya pekerjaan konsultan politik saat ini sama dengan pekerjaan konsultan marketing. Yang pada intinya, lanjut Hamdi, hanya memoles produk dalam hal ini calon atau partai, agar terlihat menawan di depan publik.
"Tidak ada bedanya memasarkan Presiden dengan Pepsodent (merk pasta gigi). Pilpres ini sejatinya pertarungan konsultan, cuma bagaimana memoles Pepsodent depan konsumen," ujarnya.
"Orang bisa ngeles, ngapain bawa-bawa ideologi. Ini urusan produk, gue poles. Urusan produk, urusan persepsi supaya kinclong depan kamera. Tidak ada konsultan politik, tapi konsultan marketing,"ujarnya.